Saat Proyek Kereta Cepat itu Jadi Kereta Cepat Jakarta-Padalarang dan Cerita Tiang Boton Roboh

Proyek kereta cepat itu tidak lagi bertujuan di Bandung, melainkan Padalarang, daerah di Kabupaten Bandung Barat.

Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Pembangunan jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung di Kecamatan Bandungkidul, Kota Bandung, Kamis (9/9/2021). 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Proyek kereta cepat itu tidak lagi bertujuan di Bandung, melainkan Padalarang, daerah di Kabupaten Bandung Barat.

Semula, proyek itu bernama kereta cepat Jakarta-Bandung, pun itu tidak bertujuan di Kota Bandung, melainkan di Tegalluar yang berada di Kabupaten Bandung.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, penumpang kereta cepat yang hendak ke Kota Bandung bakal berhenti di Padalarang.

Baca juga: Polda Jabar Akui Sengaja Tak Ekspose Kasus Pemerkosaan Santriwati oleh Herry Wirawan Guru Pesantren

Untuk menuju Kota Bandung, bisa menggunakan kereta dari Padalarang menuju Stasiun Bandung atau Stasiun Kiaracondong. Bisa juga menggunakan angkot.

Dia menilai dengan dipilihnya Padalarang sebagai stasiun konektivitas yang menghubungkan langsung ke Kota Bandung, kereta cepat juga dipercayai bisa memberikan dampak perekonomian yang baik bagi Kabupaten Bandung Barat.

"Jadi kan kalau orang mau ke Bandung ya bisa berhenti di Padalarang. Nanti akan ada kereta api cepat yang berada di samping (kereta) yang lama. Nanti itu ada pelayanan konektivitas dari KAI akan membuat kereta api feeder dari stasiun Bandung Kota, Cimahi dan Padalarang," kata Dwiyana Slamet Riyadi dikutip dari Kompas.com, Jumat (10/12/2021).

Baca juga: Jambret Sadis Seret Korbannya di Aspal hingga Pingsan, Kini Masih Koma di Rumah Sakit

Gubernur Jabar Ridwan Kamil tak mempersoalkan kereta cepat itu jadi Kereta Cepat Jakarta-Padalarang.

"Jadi nanti pakai Kereta Cepat ke Padalarang, dari Padalarangnya naik kereta khusus. Jadi misalnya orang Bandung ke Kebon Kawung (Stasiun Bandung) ya dia naik kereta khusus sampai Padalarang baru ngabret naik Kereta Cepat sambil menunggu nanti investasinya memungkinkan membangun fundamentalnya di Tegalluar," ujar Ridwan Kamil.

Mega proyek nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kembali membuat geger publik karena tiang beton rraksasa penyangga jalur kereta api cepat dibongkar karena tidak sesuai prosedur.

Tiang Beton Roboh

Baru-baru ini video pembongkaran tiang beton raksasa atau pier setinggi lebih dari 3 meter tersebut viral di media sosial karena menimpa dua ekscavator yang digunakan untuk membongkar pier tersebut.

Menanggapi viralnya video tersebut, Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pohaknya tidak mentolelir kelalaian yang dilakukan oleh kontraktor atas insiden tersebut.

"PT KCIC tidak mentolelir adanya kontruksi yang melebihi dari tolenrasi yang dipersyaratkan," ujar Dwiyana melalui rilis tertulisnya, Rabu (8/12/2021).

Pembongkaran pier dilakukan karena tim quality PT KCIC dan konsultan supervisi CDJO menemukan pergeseran alignment pekerjaan pier di DK46 yang berlokasi di Telukjambe, Kabupaten Karawang.

Sehingga konsultan supervisi mengintruksikan agar kontraktor melakukan rework pembongkaran pier DK46 untuk dibangun ulang sesuai spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan.

Peristiwa pembongkaran tersebut diketahui dilakukan pada Minggu, 5 Desember 2021. Pascakejadian tersebut, PT KCIC telah memanggil dan menegur langsung pihak kontraktor agar tak mengulangi kejadian serupa.

Baca juga: Tak Ada Stasiun Walini di Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Alasan dari KCIC

"Saat melakukan rework pembongkaran pier kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP, sehingga pier menimpa ekcavator yang digunakan. Kami langsung memanggil pihak kontraktor agar pekerjaan dilakukan sesuai SOP yang sudah ditetapkan oleh Tim Engineering dan SSHE agar kejadian serupa tidak terulang," kata dia.

Dengan adanya kejadian tersebut, Manager Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat Wahyudin Iwank juga menyoroti kelalaian SOP mega proyek nasional tersebut.

"Seharusnya mereka menjalankan K3 dengan baik. Jika melihat dari kasat mata Vidio tersebut mereka seolah tidak mempertimbangkan resiko yang memungkinkan bisa menyebabkan celaka bagi mereka yang sedang bekerja," ujar Iwank melalui pesan tertulis, Kamis (9/12/2021).

Dengan adanya pembongkaran ulang, Iwank menilai, pemerintah harus melakukan audit terhadap mega proyek nasional tersebut.

Baca juga: Panglima Santri Kutuk Aksi Predator Anak di Pesantren Bandung, Kang Uu; Waspadai Pesantren Aneh

"Jika bangunan yang di buat tidak memenuhi standar dalam kontrak atau spesipikasi yang telah di tentukan seharusnya ada audit kenapa hal tersebut terjadi," ucapnya.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved