Gempa Bumi Beruntun di Jabar Bukan karena Erupsi Gunung Semeru dan Merapi, Ini Penjelasan BMKG

Gempa beruntun di Jawa Barat bukan karena aktivitas vulkanik, serta tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Semeru dan Gunung Merapi.

shutterstock
Seismograf yang merekam adanya gempa bumi. 

Kondisi serupa, ujar Dani, juga terjadi di Gunung Papandayan di Garut.

Masyarakat di sekitar Gunung Papandayan, pengunjung, wisatawan, dan pendaki juga tidak diperbolehkan beraktivitas dan menginap dalam kawasan bukaan kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Papandayan yaitu, Kawah Baru, Kawah Emas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk/Balagadama dalam radius 500 meter, serta ketika cuaca mendung dan hujan.

Masyarakat di sekitar Gunung Papandayan, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Papandayan juga harus mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Dani mengatakan, selain dua gunung api tadi, ada lima gunung api lain yang terus dipantau di Jawa Barat, yakni Gunung Salak di Sukabumi dan Bogor; Gunung Gede di Cianjur, Bogor, dan Sukabumi, Api Guntur; Gunung Guntur di Garut; Gunung Galunggung di Tasikmalaya dan Garut; dan Gunung Ciremai di Kuningan dan Majalengka.

"Berdasar info dari Vulkanologi, sejauh ini dari tujuh gunung berapi aktif yang ada di Jabar statusnya masih aman semua," ujar Dani. "Namun, untuk kesiapsiagaan, di setiap kabupaten atau kota di sekitar gunung berapi tersebut telah disusun rencana kontijensi," katanya.

Gunung Semeru mengalami erupsi, Sabtu (4/12) sekitar pukul 15.20 WIB. Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu. Selain menimbulkan korban jiwa, erupsi juga mengakibatkan puluhan korban luka hingga sejumlah rumah warga rusak sedang hingga berat. (syarif abdussalam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved