Pengedar Narkoba di Bandung Barat Sasar Pelajar SMP, Dua Pelaku Diringkus Petugas BNN
Sindikat pengedar narkoba yang kerap beroperasi di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai menyasar kalangan pelajar SMP.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sindikat pengedar narkoba yang kerap beroperasi di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai menyasar kalangan pelajar SMP.
Pelajar yang ditarget adalah mereka yang merasa jenuh dengan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.
Dua pengedar narkoba berinisial LI dan PV diamankan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) KBB.
Mereka ditangkap di Kampung Cipta Karya, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, pada 2 Desember 2021.
Mereka sudah ditahan di Mapolres Cimahi.
Kepala BNN Bandung Barat, AKBP M Yulian, mengatakan, peredaran narkoba di kalangan pelajar ini terungkap setelah petugas mendapat laporan dari masyarakat.
Petugas kemudian menangkap dua pelajar karena kedapatan menyalahgunakan barang haram tersebut.
"Saat tim BNNK Bandung Barat melakukan penyelidikan, kami berhasil mengamankan dua orang penyalahguna yang diketahui berstatus sebagai pelajar SMP dengan barang bukti obat keras sebanyak enam butir Hexymer," ujar Yulian di kantornya, Senin (6/12/2021).
Berdasarkan keterangan kedua pelajar itu, kata dia, mereka mendapatkan obat terlarang tersebut dari seseorang yang baru dikenal.
Mereka menawarkan obat itu dengan mengendarai sepeda motor.
Setelah dikembangkan, BNN Bandung Barat dua orang yang diduga sebagai pengedar yaitu LI dan PV.
"Dari kedua tersangka berhasil diamankan barang bukti 268 butir Hexymer, 254 butir Tramadol, dan 78 butir obat keras dengan jenis Trihex," katanya.
Yulian mengatakan, kedua pengedar obat-obatan terlarang ini sudah ditahan di Mapolres Cimahi, sementara dua orang siswa yang menjadi penyalahguna kini tengah direhabilitasi di BNNK Bandung Barat.
"Modus pengedar ini menjual obat-obatan itu dengan sistem COD karena pelajar lagi banyak proses pembelajarannya lewat daring. Sehingga ada rasa kejenuhan. Saat mereka bermain keluar baru dimanfaatkan oleh para sindikat ini," ucap Yulian.