Curah Hujan Tinggi, Tanah Longsor Mendominasi Bencana di Majalengka pada November 2021
Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Majalengka, dari total 26 kali kejadian bencana pada periode tersebut, 12 kejadian berupa tanah longsor
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Tanah longsor mendominasi bencana alam di Kabupaten Majalengka pada bulan November 2021.
Ancaman bencana harus diwaspadai menyusul masih tingginya curah hujan pada bulan ini.
Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, dari total 26 kali kejadian bencana pada periode tersebut, dua belas kejadian berupa tanah longsor.
Sedangkan bencana lainnya berupa cuaca ekstrem 7 kejadian, banjir 4 kejadian, erosi dan gerakan tanah masing-masing 1 kejadian.
Baca juga: Longsor Landa Cianjur Selatan, Jalan Provinsi Cibinong-Sindangbarang Sempat Terganggu
Kasi Kedaruratan BPBD Majalengka, Rezza Permana mengatakan, mayoritas bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi atau bencana yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi/alam.
Disampaikannya, bencana tanah longsor mendominasi sebanyak 12 kejadian.
"Ya memang bencana tanah longsor mendominasi di Majalengka, karena memang daerah kita ada banyak dataran tinggi," ujar Rezza saat dikonfirmasi Tribun, Senin (6/12/2021).
Serangkaian bencana tersebut, jelas dia, menyebabkan 1 orang meninggal dunia, 80 orang mengalami luka-luka dan 5 KK mengungsi.
"Akibat bencana alam 58 jiwa terdampak, menyebabkan sebanyak 10 KK dan 33.440 jiwa di Kabupaten Majalengka terdampak. Begitu juga sebanyak 27 bangunan terdampak," ucapnya.
Ia menyampaikan, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung juga kini telah merilis daftar beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka berpotensi terjadi bencana alam khususnya pergerakan tanah.
"Adapun daftar itu, hampir di 26 kecamatan di Majalengka berpotensi terjadi pergerakan tanah yang rata-rata tingkat kerawanannya berada di level menengah dan tinggi," jelas dia.
Baca juga: Tertimbun Tanah Merah Material Longsor, Dua Penambang Liar di Sukabumi Meninggal Dunia
Bahkan, sambung dia, dari 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka diklaim oleh provinsi rangking ke-13 atau 14 daerah rawan bencana alam.
"Seperti pergerakan tanah dan longsor, khususnya di wilayah Majalengka bagian selatan," katanya.