UMK Minim, Ada Duit Segar Rp 550 Ribu per Tahun Untuk Buruh Pabrik Jenis ini di Cirebon
Ribuan buruh pabrik rokok akan menerima duit seger tiap tahun berupa bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp 550 ribu.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID,CIREBON - Ribuan buruh pabrik rokok akan menerima duit segar tiap tahun berupa bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp 550 ribu.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, Iis Krisnandar, mengatakan, buruh pabrik rokok itu mendapatkan BLT dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCT).
Kabar menggembirakan ini muncul di tengah kegelisan buruh di tengah minimnya kenaikan UMK yang ditetapkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Menurut dia, duit segar BLT tersebut diberikan pada bulan ini langsung ke rekening bank para pekerja pabrik rokok di Kabupaten Cirebon.
"Ada 3035 buruh yang mendapat BLT ini. Mereka semua merupakan pekerja di pabrik rokok," ujar Iis Krisnandar saat ditemui usai Sosialisasi BLT bagi Buruh Pabrik Rokok di Hotel Sutan Raja, Jalan Tuparev, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Kamis (2/11/2021).
Baca juga: Bocah Pemulung Pangandaran Sendirian saat Hujan Tengah Malam, di Sekolah Dikenal Anak Cerdas
Ia mengatakan, dana DBHCT digunakan untuk tiga program, dan salah satunya ialah program pembinaan lingkungan sosial.
Pemberian bantuan yang merupakan salah satu bentuk kepedulian itu juga rencananya akan dilaksanakan
setiap tahun kepada buruh pabrik rokok.
"Mulai bulan ini bantuannya cair, dan mudah-mudahan tidak ada halangan dalam prosesnya sehingga semua buruh bisa menerima," kata Iis Krisnandar.
Baca juga: Bahas UMK, Ridwan Kamil Sebut PP No 36 Bikin Kepala Daerah Tidak Bisa Tetapkan Sendiri Upah Buruh
Iis menyampaikan, penerima bantuan tersebut merupakan para pekerja di empat pabrik rokok yang ada di Kabupaten Cirebon.
Mulai tahun ini, mereka akan menerima bantuan senilai Rp 550 ribu setiap tahunnya yang bersumber dari DBHCT.
Pihaknya berharap, bantuan yang diberikan bermanfaat bagi para buruh meski dari segi jumlahnya tidak terlalu besar.
"BLT ini juga secara tidak langsung sebagai bentuk kepedulian pengusaha kepada para pekerjanya," ujar Iis Krisnandar.