Beredar Video Sungai Cikeruh di Rancasepat Meluap Rendam Jembatan, Netizen Mengeluh Kereta Terlambat

Sebuah video yang memperlihatkan banjir di Rancasepat, Rancaekek, Kabupaten Bandung beredar di media sosial, Sabtu (27/11/2021).

Penulis: Yongky Yulius | Editor: taufik ismail
Instagram @inforck
Sebuah video yang memperlihatkan banjir di Rancasepat, Rancaekek, Kabupaten Bandung beredar di media sosial, Sabtu (27/11/2021). 

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video yang memperlihatkan banjir di Rancasepat, Rancaekek, Kabupaten Bandung beredar di media sosial, Sabtu (27/11/2021).

Dalam video yang dibagikan akun Instagram @inforck, terlihat air sungai meluap.

Akibatnya, jembatan yang ada di atasnya pun terendam air.

Beberapa pemotor yang melintasi jembatan tersebut tampak menjalankan kendaraannya dalam kecepatan lambat.

"Kondisi banjir di daerah Rancasepat (dekat proyek KCIC) pada sore, 27 November 2021. Air sungai meluap hingga jalan," tulis @inforck.

Video banjir di daerah Rancasepat.
Video banjir di daerah Rancasepat. (Instagram @inforck)

Di kolom komentar, beberapa warganet menuliskan keluhannya lantaran perjalanan kereta terganggu.

"Ini yang mengakibatkan aku terjebak hampir 3 jam di kereta gusti," tulis seorang warganet.

"Salah satu penyebab keretaku telaaat," tulis warganet lainnya.

"Punten aya nu kejebak di kreta keberangakatan jam 16.00 dari bandung?" tulis salah satu warganet.

Manager Humasda Daop 2 Bandung, Kuswardoyo mengonfimasi, ada beberapa kereta yang tertahan.

Kereta tersebut di antaranya adalah KA lokal Bandung Raya, Kutojaya Selatan, Argowilis, Turangga, Pasundan, dan Malabar.

Ia mengatakan, di petak Jalan Cimekar-Rancekek, tepatnya di H 784 km172 +0/1 terdapat genangan air yang berasal dari luapan Sungai Cikeruh.

"Menurut BBWS hal tersebut dikarenakan salah satu tanggul di Sungai Cikeruh jebol sehingga aliran airnya mengalir hingga menutupi jalur KA.

"Sehingga aliran airnya mengalir hingga menutupi jalur KA. Sejak pukul 16.07 di lokasi dipasang semboyan 3, artinya kereta api tidak boleh melintas," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribunjabar.id.

Lebih lanjut Kuswardoyo menjelaskan, aliran air yang deras membawa sampah kayu dan sampah-sampah lainnya.

Alhasil, selain membersihkan sampah, pihaknya juga harus menunggu air di lokas surut.

"Saat ini posisi air masih 10 cm di atas rel, sehingga KA masih belum bisa melintas," katanya.

Kuswardoyo, atas nama PT KAI meminta maaf atas keterlambatan yang terjadi akibat kondisi tersebut.

Sungai Cikeruh Meluap, Jalan Sayang Jatinangor Tak Bisa Dilalui, Ini Jalur Alternatif ke Rancaekek

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

Banjir di kawasan Cikeruh, Jatinangor, Sumedang bukan hanya merendam enam kampung di dua desa, yakni Desa Sayang dan Cikeruh.

Banjir juga memutus jalan utama penghubung Jatinangor-Rancaekek. 

Air setinggi 1 meter menutup bagian jalan utama di wilayah Kampung Taraju.

Air berwarna cokelat itu merupakan luapan dari Sungai Cikeruh. 

Volume air di sungai ini meningkat pascahujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam waktu cukup lama, Sabtu (27/11/2021).

Buntut dari terendamnya jalan utama, arus lalu lintas kendaraan dialihkan ke jalur Caringin-Kampus Ikopin. 

"Di Jalan Kolonel Ahmad Syam mengalami peningkatan debit air luapan Sungai Cikeruh pada pukul 16.15 WIB. Jalan tidak bisa dilalui kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. Kendaraan diarahkan melintas Taraju ke Caringin," kata Babhinkamtibmas Desa Sayang, Bripka Yudha Permana di lokasi. 

Yudha mengatakan hingga menjelang petang, hujan masih terus mengguyur.

Diprediksi air sungai masih akan tetap meluap. 

"Titik terdalam 1 meter, tetapi kemungkinan debit air masih bisa naik," katanya. 

Luapan sungai Cikeruh juga merendam 6 kampung di dua desa. 

Dua desa yang tergenang banjir luapan Sungai Cikeruh tersebut adalah Desa Sayang, dan Desa Cikeruh. 

Ade Kosasih (35)  warga Dusun Cikeruh, Desa Cikeruh mengatakan, banjir mulai merendam permukiman warga seusai turun hujan deras selama dua jam. 

“Luapan Sungai Cikeruh terjadi mulai pukul 15.30 WIB. Setiap musim penghujan di daerah ini menjadi langganan banjir," kata Ade Kosasih diwawancara TribunJabar.id di lokasi banjir.

"Ada 6 kampung yang terendam banjir, 3 wilayah di Desa Cikeruh, dan 3 wilayah di Desa Sayang, " kata Ade, menambahkan. 

Aditya Raharja (35) warga Dusun Taraju, Desa Sayang menyebutkan, peristiwa banjir ini merupakan kejadian terbesar di tahun ini. 

Menurut Aditya, perabotan rumah miliknya hancur terendam banjir. 

"Ketinggian air di dalam rumah mencapai 1 meter dan airnya semakin tinggi, " katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved