Momen Hari Guru, Pak Unan dan Siswa Bangun Jembatan Ilmu di Atas Sungai yang Mengisolasi Mereka

Momen hari guru ini Pak Unan dan guru lain dari SDN dan SMPN Satu Atap 1 Parungbanteng dan siswanya merayakan hari guru dengan membangun jembatan

Penulis: Irvan Maulana | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/IRVAN MAULANA
Unandar memandu siswa sekolah negeri Satu Atap 1 Parungbanteng, membangun jembatan menuju sekolah di Kampung Cigorowek, Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Kamis (25/11/2021). 

Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana

TIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Hari Guru adalah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru, hari guru di Indonesia diperingati setiap tanggal 25 November berdasarkan Kepres Nomor 78 Tahun 1994.

Selain upacara dan kegiatan seremonial lainnya, hari guru juga diperingati dengan rangakaian acara yang berbeda di setiap daerah.

Kegiatan menarik hadir di pedalaman Kabupaten Purwakarta pada peringatan hari guru nasional kali ini.

Terletak di Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta ada sekolah yang dan kampung terpencil yang aksesnya hampir terisolasi.

Sekolah tersebut merupakan SDN dan SMPN Satu Atap 1 Parungbanteng, guru pengajar di sekolah negeri Satu Atap 1 Parungbanteng, Unandar mengungkap ia sudah mengabdi selama puluhan tahun di sekolah tersebut.

Pada momen hari guru kali ini, Pak Unan bersama guru lain dan beberapa siswanya merayakan hari guru dengan membangun jembatan seadanya.

Seperti diketahui, jarak dari sekolah ke pusat Kecamatan berjarak sekira 20 kilometer, selain jarak yang cukup jauh. Akses menuju sekolah juga terbilang mengkhawatirkan.

"Seperti yang kita lihat bahwa ini merupakan kondisi jalan yang kami lalui setiap hari, terlebih jika datang musim, sepeda motor hujan kami juga kesulitan untuk menempuh jalanan seperti ini," ujar Unan.

Unandar, seorang guru yang bertugas di Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta berangkat menuju sekolah, Rabu (24/11/2021).
Unandar, seorang guru yang bertugas di Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta berangkat menuju sekolah, Rabu (24/11/2021). (TRIBUNJABAR.ID/IRVAN MAULANA)

Selain jarak tempuh yang puluhan kilometer jauhnya, jalan yang harus dilalui juga merupakan jalanan terjal berbatu, jika musim hujan datang. Kondisi jalan perparah oleh lumpur tanah merah yang licin.

Tepat 3 kilometer sebelum sampat ke Kampung Cigorowek, Desa Parungbanteng terdapat satu aliran sungai yang harus diseberangi, jembatan yang baru saja di bangun di sungai tersebut juga belum rampung.

Akibatnya warga Kampung Cigorowek, para guru dan siswa yang setiap harinya menggunakan akses tersebut yak jarang terkendala oleh derasnya arus sungai.

"Jembatan ini kan belum selesai, kalau tak ada hujan memang motor kita bisa nyebrang, jalan kaki bisa. Tapi pas musim hujan air cukup deras tak mungkin diseberangi," kata dia.

Berangkat dari permasalahan tersebut Unan lantas menginisiasi para guru dan siswa untuk membangun jembatan tersebut secara swadaya dengan peralatan dan bahan kontruksi seadanya.

"Jembatan ini adalah jembatan ilmu, semoga tetesan keringat yang keluar dari pembangunan jembatan ini bermanfaat," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved