Jabar Jadi Wilayah Tujuan Pengiriman COD Terbanyak, Ini 5 Cara Hindari COD Fiktif

Kasus COD fiktif tengah marak terjadi di berbagai daerah. Korban COD fiktif juga kerap kali dibagikan di media sosial.

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus COD fiktif tengah marak terjadi di berbagai daerah. Korban COD fiktif juga kerap kali dibagikan di media sosial.

Berbagai jenis barang dikirimkan tanpa adanya pesanan yang jelas, mulai dari harga puluhan ribu hingga ratusan ribu.

Mengacu pada data yang berhasil dihimpun Ninja Xpress, transaksi COD masih menjadi pilihan pembayaran masyarakat Indonesia.

Baca juga: HEBOH Kurir Dibuat Kesal Orderan COD dengan Nama Power Ranger, Ini Kenyataannya

Hingga Juni 2021, lebih dari 20 persen pengiriman dari platform non-marketplace di Ninja Xpress menggunakan layanan COD/Cash on delivery.

Ninja Xpress Pun mencatat, hingga Juni 2021, Jawa Barat jadi wilayah tujuan pengiriman COD terbanyak, disusul Banten, serta Jawa Timur, lalu DKI Jakarta dan Sumatera Utara yang berada di posisi ke-4.

Dilihat dari daerah tujuan pengiriman berdasarkan kota di provinsi jawa barat, Kabupaten Bogor jadi tujuan pengiriman terbanyak, disusul Kabupaten Karawang, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bekasi.

“COD fiktif merupakan hal serius dan harus menjadi perhatian bersama. Untuk mencegah COD fiktif, Ninja Xpress menghimbau kepada pengguna untuk lebih berhati-hati dan cermat dalam bertransaksi COD terutama dalam melindungi data pribadi,” ujar Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress, saat wawancara virtual, Kamis (25/11/2021).

Andi mengatakan saat ini Ninja Xpress memiliki lebih dari 60,000 mitra kurir di seluruh Indonesia untuk membantu pengguna agar merasa aman dan nyaman dalam pengiriman paket.

Untuk mengantisipasi COD fiktif, Ninja Xpress membagikan tipsnya :

1. Cek nomor telepon dan nama pengirim

Untuk menghindari modus COD fiktif, apabila menerima paket harap memperhatikan nomor telepon dan nama pengirim yang tertera di paket.

Jika nomor tidak bisa dihubungi dan nama pengirim terlihat asing, dianjurkan untuk tidak menerima paket tersebut.

Baca juga: Maling Nekat, Ngaku Polisi, EF Gasak Ponsel Puluhan Juta saat COD, Beraksi di Mapolresta Bandung

2. Beritahu orang rumah jika tidak belanja online

Jika tidak sedang berada di rumah dan tidak melakukan belanja online, beri tahu keluarga di rumah supaya tidak menerima sembarang paket apapun.

Prinsip ini berlaku juga apabila sedang belanja online, pastikan orang di rumah tahu apa yang sedang kita beli.

3. Berani mengembalikan barang dengan sopan

Berani untuk mengembalikan paket yang tidak dipesan kepada kurir dengan sopan.

Kurir akan membantu untuk mengembalikan paket tersebut ke pihak jasa ekspedisi dan nantinya akan dilanjutkan kepada pihak e-commerce atau social commerce.

4. Hilangkan jejak data pribadi pada paket

Biasakan untuk memisahkan kertas yang memuat data diri pada paket yang telah diterima, dan menggunting kertas tersebut menjadi potongan kecil.

Baca juga: Warga Simpenan Sukabumi Diteror Paket COD Fiktif hingga Di-hack Tagihan Belanja Online

Upaya ini menjadi penting agar data pribadi tidak disalah gunakan oleh orang tidak bertanggung jawab.

5. Amankan kembali data pribadi

Rutin mengganti password serta gunakan berbagai password untuk masing - masing akun platform belanja online, gunakan jaringan pribadi dan jangan mengandalkan wifi publik, jaga kode OTP yang biasa dikirimkan melalui platform belanja online.

Beberapa hal tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga data pribadi agar tetap aman.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved