Menjalani Kemoterapi Dengan Lebih Nyaman Dengan Akses Chemoport
Chemoport merupakan sebuah perangkat kecil yang ditanam di bawah kulit dan tersambung ke pembuluh darah besar tubuh yaitu, pembuluh vena utama
Penulis: Cipta Permana | Editor: bisnistribunjabar
TRIBUNJABAR.ID - Sobat Tribunners, perkembangan kemajuan teknologi di era 4.0 saat ini, sangat erat kaitannya dengan kebutuhan manusia, serta telah mulai diterapkan di berbagai sektor kehidupan sehari, tidak terkecuali bidang pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Penggunaan teknologi ini bertujuan untuk membantu tingkat kesembuhan pasien, khususnya pasien dengan gejala lanjut atau berat. Salah satunya penggunaan Chemoport, yang merupakan alat bantu bagi pasien bergejala penyakit Kanker yang tengah menjalani perawatan kemoterapi.
Dokter spesialis bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular RS. Santosa Bandung, dr. Navy Laksmono, SpBTKV, FICS menjelaskan, Chemoport merupakan sebuah perangkat kecil yang ditanam di bawah kulit dan tersambung ke pembuluh darah besar tubuh yaitu, pembuluh vena utama.
Sehingga pada dasarnya chemoport ini adalah sebuah akses pembuluh darah vena yang ditanam di bawah kulit dan mempermudah akses untuk memberikan obat-obatan kemoterapi intravena.
Perangkat ini dapat memberikan kenyamanan bagi penyandang penyakit kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi. Dimana akses pembuluh darah telah tersedia dengan adanya chemoport dan tidak perlu melakukan pencarian pembuluh darah di lengan ataupun pembuluh darah di tempat lainnya.
"Tujuan dan fungsi utama dari penggunaan akses Chemoport ini, akan membantu tindakan medis. Sebab, dokter atau perawat tidak perlu lagi melakukan pencarian pembuluh darah di lengan ataupun pembuluh darah di tempat lainnya, saat akan memberikan obat-obatan kemoterapi intravena bagi pasien," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (22/11/2021).
Dengan akses Chemoport tersebut, lanjutnya, pasien hanya tinggal datang dan menunjukan lokasi akses chemoportnya ke dokter atau perawat kemoterapi yang menangani.
Selain itu, terdapat beberapa jenis obat kemoterapi intravena yang dalam pemberiannya tidak dapat melalui pembuluh darah tangan karena sifatnya yang iritatif. Sehingga pada jenis obat ini maka chemoport menjadi pilihan utama untuk akses pembuluh darahnya.
Penggunaan Chemoport, selain ditujukan terutama bagi pasien yang menjalani kemoterapi rutin dalam jangka waktu panjang, namun juga bagi pasien yang menjalani kemoterapi intravena yang zat pengobatannya tidak dapat dilakukan melalui akses pembuluh darah perifer lengan / tangan.
“Bagi masyarakat mungkin ada yang menanyakan, bagaimana prosedur pemakaian dari Chemoport ini, seperti halnya tindakan medis lainnya, prosedur pemasangan chemoport dapat dilakukan di kamar operasi, kondisi pasien pun dalam pembiusan umum maupun lokal. Waktu yang diperlukan berkisar 10-20 menit untuk pemasangannya, rasa nyeri sangat minimal dan prosedur dilakukan dalam Guiding USG sehingga sangat aman," ucapnya.
Posisi Chemoport pun umumnya ditanam di bawah kulit dada bagian atas, di bawah tulang selangka, perawat kemoterapi akan meraba chemoport di bawah kulit dan melakukan penusukan di alat chemoport tersebut untuk disambungkan ke cairan obat kemoterapi yang dijalankan.
dr. Navy menuturkan, meski di masukan sebuah alat dalam tubuh, namun efek samping langsung yang ditimbulkan pada saat pemasangan Chemoport tidak ada. Adapun efek samping yang muncul umumnya berhubungan dengan penyakit yang diderita atau efek samping dari pengobatan kemoterapi itu sendiri.
"Pasien pada awalnya akan merasakan sensasi mengganjal karena adanya sebuah alat yang berada di bawah kulit, namun seiring dengan berjalannya waktu, umumnya sensasi itu hilang dan tidak akan mengganggu aktivitas kehidupan pasien. Bahkan, pasien dengan Chemoport dapat beraktifitas seperti biasa, berjalan, berlari, berenang dan segala kegiatan rutin lainnya," ujarnya.
Terkait adakah masa pakai dari Chemoport, dr. Navy mengaku, bahwa bahan yang digunakan untuk alat Chemoport bersifat permanen di dalam tubuh, sehingga tidak perlu diganti selama pasien masih menggunakannya untuk kemoterapi. Chemoport dapat bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun selama masih diperlukan.
"Bila pasien sudah tidak lagi menjalani kemoterapi, alat Chemoport dapat dilepas dengan prosedur yang mudah, dapat dilakukan di kamar tindakan dalam pembiusan lokal tanpa rasa nyeri," ucapnya.
Namun, untuk mengurangi resiko infeksi dan komplikasi lainnya Chemoport membutuhkan perawatan. Perawatan paling utama adalah menjaga kebersihan dan sterilitas saat hendak melakukan penusukan kemoterapi.