Mahasiswa yang Pertanyakan Dasar Hukum Dedi Mulyadi Punguti Sampah BANTAH Minta Maaf: Itu Akun Fake
Yudha Dawami Abdas, mahasiswa yang mempertanyakan dasar hukum anggota DPR RI Dedi Mulyadi memunguti sampah di Pasar Rebo, Purwakarta membantah
TIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Yudha Dawami Abdas, mahasiswa yang mempertanyakan dasar hukum anggota DPR RI Dedi Mulyadi pungut sampah di Pasar Rebo, Purwakarta membantah telah meminta maaf.
Seperti diketahui, muncul permintaan maaf di Facebook yang menggunakan nama Yudha Dawami Abdas.
Dalam akun Facebook Yudha Dawami Abdas itu diunggah permintaan maaf pada Dedi Mulyadi serta menjelaskan kronologi dan alasannya mencegat Dedi Mulyadi.
Namun, Yudha membantah telah meminta maaf pada Dedi Mulyadi saat dihubungi Tribunjabar.id.
"Saya tidak pernah melakukan permintaan maaf, akun yang dijadikan sumber berita itu akun fake," ujar Yudha ketika dikonfirmasi Tribun melalui pesan tertulis, Senin (22/11/2021).
Yudha juga mengatakan bahwa penulis berita tersebut telah bertindak tidak etis dan tidak profesional, "Dia tidak mengkonfirmasi sumber secara langsung yaitu saya sendiri," katanya.
"Saya juga sudah buatkan surat klarifikasi agar ditindaklanjuti sesuai dengan etika jurnalistik, agar dinyatakan dengan berita resmi penyanggahan dari saya," katanya.

Sebelumnya diketahui, akun fake yang mengatas namakan Yudha Dawami Abdas telah memberikan pernyataan maaf kepada Anggota DPR Dedi Mulyadi dengan keterangan sebagai berikut.
Saya atas nama pribadi minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Kang Haji Dedi Mulyadi.
Tidak bermaksud menjatuhkan Kang Dedi atau numpang tenar sama Kang Dedi. Hanya ingin mempertanyakan soal relokasi pedagang pasar di pasar-pasar sebelumnya, yang belum jelas gimana mereka ke depannya setelah direlokasi apakah tetap bisa mencari penghasilan?
Menurut saya momen yang tepat karena hari itu kang Dedi juga sedang bebersih pasar.
Cuma ya maaf, saya belum menyampaikan esensi maksud saya. Saya cukup panik karena terlanjur banyak mata yang tertuju ke arah saya dan menuding saya.
Saat itu saya tetap stay dan berharap ada ruang dimana maksud saya tersampaikan, tapi kesempatan itu gak ada.
Sekali lagi saya mohon maaf untuk semuanya. Ini proses dialektika saya sebagai mahasiswa, tidak ada kaitannya dengan almamater dan organisasi saya.
Saya membaca komentar netizen semua. Saya berterimakasih untuk kritik dan sarannya semoga saya bisa jadi sosok yang lebih baik lagi.