Cuaca Ekstrem Berpotensi Sampai Januari 2022, Pemprov Jabar Siaga Lewat 7 Fokus Antisipasi Bencana

BMKG memberikan peringatan bahwa musim hujan ekstrem di Jabar diprediksi berpotensi terjadi sampai Januari 2022. Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Dok. Humas Pemprov Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau salah satu lokasi bencana alam. 

"Yang longsor di Dago juga sama, menurut warganya selama 50 tahun tidak pernah terjadi longsoran seperti itu tapi tiba-tiba terjadi," ujarnya.

Sebelumnya, Kang Emil bersama BPBD Jabar berkesempatan meninjau lokasi longsor tepatnya di wilayah RT 01 RW 03 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Dalam peristiwa yang terjadi pada 2 November 2021 lalu itu tiga rumah warga mengalami rusak berat dan korban luka.

"Menurut laporan biasanya rawan pergerakan tanah itu di bulan Maret pada saat akumulasi hujan berbulan-bulan. Ini baru di bulan November tanahnya udah serapuh itu," kata Kang Emil.

Gubernur minta pemda kabupaten dan kota melalui dinas-dinasnya aktif memantau titik-titik rawan bencana seperti sungai dan daerah pergerakan tanah. Apabila menemukan ada retakan tanah di deretan rumah warga yang lokasinya berada di pinggiran sungai agar segera dievakuasi.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPBD) Jawa Barat mencatat di ada 57 titik banjir yang terus dipantau dan diantisipasi di kabupaten/kota.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar Dani Ramdan mengatakan, pihaknya berbagi peran dalam penanganan banjir dari hulu hingga hilir.

“Kalau dari hulunya mulai dari pemanfaatan ruang terkendali sesuai dengan rencana tata ruang kemudian daerah kritis bisa dipulihkan dan hutan lestari oleh dinas kehutanan, dikelola lagi sungainya oleh dinas sumber daya air dan juga drainase oleh dinas perumahan dan permukiman, lalu sampahnya oleh dinas lingkungan hidup,” ujarnya secara daring pada Jabar Punya Informasi di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (12/11/2021).

Menurut Dani, BPBD melakukan penanganan di hilir, di mana penanganan bencana itu pencegahan dan kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

“Namun kalau hari ini kita masih terjadi banjir maka kita masuk pada tanggap darurat dan saat ini BPBD sudah mengantisipasi, pertama sudah menetapkan status siaga darurat atau siaga satu oleh Pak Gubernur ini ditandai dengan aktivasi posko siaga darurat satu kali 24 jam tujuh hari dalam seminggu dan juga siaga TNI/Polri,” ujar dia.

Pihaknya pun menyimpan alat berat di kawasan rawan bencana di Kabupaten Sukabumi wilayah selatan dan juga Garut. Garut menempati ranking kedua dari indeks rawan bencana di Jabar setelah Cianjur. Kemudian setelah Garut ada Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor. Sementara di utara, rawan bencana itu Karawang, Cirebon dan Indramayu.

“Antisipasi longsor itu dari Selatan Sukabumi, Garut, Sukabumi itu menyiapkan alat berat di UPTD levelnya tidak lagi di kantor dinas ataupun BPBD karena jaraknya cukup jauh dari BPBD,” ujarnya.

Dani menambahkan, bencana hidrometrologi harus diwaspadai terlebih saat ini belum memasuki puncak musim penghujan. 

Tinjau Sodetan Cisangkuy, Ridwan Kamil Pastikan Luasan Banjir Berkurang

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau sodetan atau jalan banjir Cisangkuy yang dibangun sebagai salah satu infrastruktur pengendali banjir Bandung Selatan. Tinjauan lapangan ini untuk memastikan penanganan banjir terus dilakukan.

Gubernur mengatakan sodetan Cisangkuy mampu mengurangi luasan banjir menjadi kini 70 hektare dari sebelumnya 370 hektare.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved