Berbuntut Ricuh, Unjuk Rasa Mahasiswa Tuntut Penyelesaian Dugaan Korupsi Jalur Lingkar Utara
Kericuhan terjadi sampai dua kali. Pertama saat mahasiswa hendak membakar ban langsung dicegah polisi dan terjadi aksi saling dorong.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa dan Rakyat Tasikmalaya (KMRT) menggelar aksi unjuk rasa di halaman Bale Kota, Senin (22/11).
Aksi unjuk rasa menuntut penyelesaian proyek jalan Lingkar Utara ini sempat diwarnai kericuhan.
Mahasiswa dan polisi sempat saling dorong saat polisi mencegah mahasiswa membakar ban karena masuk kategori anarkis.
Kericuhan terjadi sampai dua kali. Pertama saat mahasiswa hendak membakar ban langsung dicegah polisi dan terjadi aksi saling dorong.
Saat mahasiswa berhasil menyalakan api dari ban bekas, petugas kembali berupaya memadamkannya hingga terjadi lagi aksi saling dorong.
Baca juga: Belum Setahun, Bupati Indramayu dan Wakilnya Sudah Dikritik Mahasiswa, Dianggap Tak Bisa Beri Bukti
Namun kericuhan yang diwarnai saling dorong dan diwarnai teriakan-teriakan akhirnya mereda dengan sendirinya karena kedua belah pihak menahan diri.
Ketua KMRT, Arif Rahman, mengatakan, pihaknya menuntut bertemu Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, untuk mengetahui sikapnya selaku Wali Kota baru terhadap kasus proyek Lingkar Utara yang hingga kini belum rampung.
"Kami sebenarnya sudah melaporkan kasus ini ke kejaksaan, tapi ingin mengetahui sikap Wali Kota yang baru seperti apa," kata Arif.
Ia mengungkapkan, salah satu penyebab keterlambatan penyelesaian proyek jalur Lingkar Utara karena diduga terdapat kasus korupsi di dalamnya.
"Bahkan kami menduga ada pejabat penting di Bale Kota yang diduga terlibat. Kami berharap pihak kejaksaan menindaklanjuti laporan kami," kata Arif.
Massa aksi akhirnya membubarkan diri setelah gagal bertemu Wali Kota karena sedang dinas luar.