Legenda Hidup Persib Bandung Ajat Sudrajat Akan Melatih Perkesit

Mantan pemain Persib Bandung Ajat Sudrajat berencana melatih klub sepakbola asal Cianjur, Persatuan Sepak Bola Tjiandjoer (Perkesit).

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Mega Nugraha
Istimewa
Sekjen Perkesit Eka Merdeka bersama dengan Ajat Sudrajat 

“Tahun 1979 itu saya bergabung dengan Persib. Waktu itu Persib dalam keadaan hampir degradasi. Berbekal semangat membara demi kecintaan kepada klub kesayangan warga Bandung ini, kita berjuang untuk mengangkat nama Persib ke persepakbolaan tanah air” ujar Ajat ketika diwawancarai wartawan Tribun Jabar di Stadion Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung pada Sabtu (05/06/2021).

Ajat bercerita perjalanan Persib untuk menjadikan klub berjuluk Maung Bandung ini bisa berlaga di perhelatan sepakbola teratas di tanah air. Tak jarang ia dan pemain persib yang lain bertanding dari kampung ke kampung.

“Waktu masih di divisi bawah itu kan Persib tidak jarang bertanding dari kampung ke kampung. Hingga sampai tahun 1980-1981’an Persib akhirnya bisa bermain di Divisi Pertama” ucapnya

Pemain bernomor punggung 10 dan berposisikan striker ini boleh berbangga karena bisa membawa Persib juara dalam kompetisi-kompetisi bergengsi pada tahun 1980-1990’an.

“Saya sangat bangga bisa bermain dengan Persib dan membawa Persib juara pada tahun 1980-1990’an baik di tingkat nasional maupun Internasional. Salah satunya membawa Persib juara di era perserikatan pada tahun 1986 dan 1989-1990” tutur Ajat Sudrajat.

Kesuksesan Ajat bersama Persib tidak lepas dari perannya sebagai penyerang berkualitas. Pada 1983 ia jadi top skor dengan koleksi delapan gol. Pada tahun 1985, pemain yang mendapat julukan "Arab" itu mengoleksi 16 gol.

Ajat yang identik dengan no 10 ini pada mulanya merupakan pemain dengan posisi winger.

Namun pada tahun 1980, Persib Bandung yang kala itu dilatih oleh pelatih asal Polandia Marek Janota melihat potensi Ajat untuk menjadi pemain no 10 yaitu second striker.

Ajat yang merasa dirinya tidak memiliki postur tubuh tinggi pada mulanya menolak keputusan dari sang pelatih. Seiring waktu dan pengertian dari sang pelatih, Ajat Sudrajat menjelma menjadi pemain yang moncer dalam urusan membobol gawang musuh.

Namun, Ajat yang sangat berbahaya di level tim tersebut tidak mendapati jalan yang mulus ketika bermain di level tim nasional.

Alasan mengapa dirinya tidak begitu berhasil di level tim nasional adalah karena posisinya yang merupakan second striker diganti menjadi gelandang bertahan.

Petualangan Ajat Sudrajat dengan Persib akhirnya tuntas ketika ia harus berpindah tim ke Bandung Raya dari tahun 1991-1997.

Dalam beberapa catatan, kepindahan dirinya dari Persib Bandung menuju Mastrans Bandung Raya (MBR) akibat dari perseteruan dirinya dengan ketua Umum Persib saat itu Ateng Wahyudi yang merangkap menjadi Walikota Bandung.

Di klub barunya tersebut Ajat sukses mempersembahkan gelar Liga Indonesia jilid dua tahun 1995-1996, pencapaian yang istimewa mengingat Mastrans Bandung Raya tidak dihitung sebagai salah satu tim unggulan saat itu.

Duet Ajat dan Dejan Gluscevic menjadi kekuatan MBR yang berbahaya, termasuk Peri Sandria. Bahkan Dejan menjadi pemain dengan koleksi 30 gol. Musim ini merupakan musim terbaik bagi Bandung Raya.

Saat ini Ajat yang masih menjadi salah satu ikon Persib Bandung ini memilih untuk menjadi pelatih SSB Fatto Siliwangi dan KTFA (Karang Taruna Football Academy)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved