Sopir Truk Pengangkut Sampah Curhat, Dikomplain Warga sampai Tidur di TPA Sarimukti

Irsan mengatakan, setelah sampah menumpuk, maka nantinya sopir truk harus bolak-balik ke TPA Sarimukti untuk mengangkut sampah.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
hilman kamaludin/tribun jabar
Kondisi truk sampah yang terparkir di UPT Kebersihan KBB, Minggu (7/11/2021) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sejumlah sopir truk pengangkut sampah yang bekerja di UPT Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluhkan penutupan sementara TPA Sarimukti akibat seretnya pasokan BBM untuk alat berat yang dipakai untuk Sanitary Landfill.

Akibatnya, sebanyak 30 truk sampah yang diangkut dari 10 kecamatan wilayah KBB dengan jumlah sebanyak 450 ton, hingga kini masih belum bisa dibuang, sehingga truk berisi sampah itu hanya terparkir di UPT Kebersihan DLH KBB, Jalan Gedong Lima.

Truk sampah yang terparkir di Kantor UPT Kebersihan DLH KBB.
Truk sampah yang terparkir di Kantor UPT Kebersihan DLH KBB. (hilman kamaludin/tribun jabar)

Seorang sopir truk, Irsan Andriansyah (38) mengatakan, dengan adanya masalah itu, kini sudah terjadi penumpukan sampah dan akhirnya sopir harus bekerja keras untuk mengangkut sampah jika TPA itu sudah beroperasi kembali.

"Penumpukan sampah terjadi, hingga pengurus RW nelepon sopir, komplain (sampah tidak diangkut)," ujarnya di UPT Kebersihan DLH KBB, Jalan Gedong Lima, Padalarang, Minggu (7/11/2021).

Irsan mengatakan, setelah sampah menumpuk, maka nantinya sopir truk harus bolak-balik ke TPA Sarimukti untuk mengangkut sampah yang sudah beberapa hari belum terbuang.

"Apalagi jalan Cipatat sedang diperbaiki, pengerukan, di TPA dan jalan raya juga antre, kita bakal lelah karena kerjanya jadi dobel," kata Irsan.

Atas hal tersebut, Irsan meminta Pemprov Jabar untuk segera mengirimkan bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat yang yang dipakai untuk Sanitary Landfill supaya TPA Sarimukti bisa kembali beroperasi supaya sampah yang harus diangkut tidak terlalu banyak.

"Kondisi di TPA itu solar untuk backhoe loader, dari provinsi belum juga datang. Saya juga masih menunggu kabar, jadi truk sampah masih disini (UPT) belum terbuang juga," ucapnya.

Sopir truk lainnya, Sandi (41) mengatakan, dirinya sempat berangkat ngangkut sampah ke TPA Sarimukti pada 4 November 2021, bahkan sempat terjebak karena akses jalan ke TPA macet parah akibat banyak antrean truk.

"Berangkat ke sana Kamis, saya sempat terjebak di sana dua hari karena jalan macet ada perbaikan jalan karena banyak mobil yang lewat Cipeundeuy, otomatis di sana macet total," kata Sandi.

Melihat kondisi itu, dia bersama sopir lain sempat menginap dua hari di daerah Sarimukti hingga harus tidur di dalam truk ataupun di warung, kemudian pulang lagi dengan sampah yang belum dibuang.

"Bensin sudah kepakai ke TPA Sarimukti, tapi sampahnya masih diangkut dibawa lagi pulang. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ucapnya.

Kepala UPT Kebersihan DLH KBB, Nurjaman mengatakan, akibat adanya penutupan sementara TPA Sarimukti ini, para sopir truk bakal bekerja dobel apabila layanan pengolahan sampah di TPA Sarimukti buka kembali. 

"Ini risiko, bakal terjadi penumpukan sampah. Sopir juga nanti bakal kerja esktra. Jika biasanya sehari angkut dua rit, karena numpuk jadi bisa dobel empat rit," katanya.

Pihaknya pun menyayangkan kejadian tersebut, apalagi tak ada pemberitahuan secara tertulis jauh-jauh hari dari  DLH Provinsi Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional (PSTR) sebagai pengelola TPA Sarimukti.

"Kita sayangkan bisa terjadi kehabisan bahan bakar dan tidak ada pemberitahuan lebih dulu. Kita tahu mendadak dan secara lisan," ucap Nurjaman.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved