Afghanistan

Seorang Perempuan Dosen di Afghanistan Ditembak Mati, Ada Luka Peluru di Seluruh Tubuhnya

Seorang aktivis hak-hak perempuan sekaligus dosen ekonomi, Frozan Safi (29), ditembak mati di Afghanistan Utara.

Editor: Hermawan Aksan
Tribunnews.com
Perempuan Afghanistan meneriakkan slogan-slogan dan memegang plakat selama protes hak-hak perempuan di Kabul pada 21 Oktober 2021. Taliban dengan keras menindak liputan media tentang protes hak-hak perempuan di Kabul pada 21 Oktober pagi, memukuli beberapa wartawan. 

Orang dalam sambungan itu menyuruhnya mengumpulkan bukti pekerjaannya sebagai aktivis dan pergi ke tempat yang aman.

Frozan percaya dengan instruksi itu karena dia sedang dalam proses permohonan suaka di Jerman.

Wanita berusia 29 tahun itu, kata sang adik, Rita, langsung membereskan dokumen, termasuk ijazahnya dan meninggalkan rumah.

"Kami hanya tidak tahu siapa yang membunuhnya," kata Rita.

Seorang anggota Taliban (tengah) menunjuk wartawan yang meliput protes hak-hak perempuan di Kabul pada 21 Oktober 2021. - Taliban dengan keras menindak liputan media tentang protes hak-hak perempuan di Kabul pada 21 Oktober pagi, memukuli beberapa wartawan. (Photo by BULENT KILIC / AFP)
Seorang anggota Taliban (tengah) menunjuk wartawan yang meliput protes hak-hak perempuan di Kabul pada 21 Oktober 2021. Taliban dengan keras menindak liputan media tentang protes hak-hak perempuan di Kabul pada 21 Oktober pagi, memukuli beberapa wartawan. (Photo by BULENT KILIC / AFP) (AFP/BULENT KILIC)

 

Ayah Frozan dan Rita, Abdul Rahman Safi, mengatakan bahwa jasad putrinya itu ditemukan di sebuah lubang tidak jauh dari kota dan didaftarkan sebagai orang tidak dikenal.

Rekan aktivis Frozan, Zahra, mengatakan kepada The Guardian bahwa dia dan Frozan bersama-sama melakukan protes di Mazar-i-Sharif melawan pemerintahan Taliban baru-baru ini.

"WhatsApp saya telah diretas. Saya tidak berani buka media sosial sekarang," kata Zahra.

Kelompok ekstremis di Afghanistan melancarkan kekerasan terhadap aksi protes termasuk kepada aktivis perempuan.

Wanita yang mengikuti unjuk rasa dilaporkan dipukuli dengan tongkat hingga wartawan yang meliput turut dianiaya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved