BUKAN Sembako di Pasar Tradisional yang Akan Dikenai Pajak, tapi Sembako Premium

pihaknya belum dapat memberikan jumlah besaran PPN yang akan dikenakan untuk sembako premium

Editor: Ravianto
Tribun Cirebon/ Handhika Rahman
Pedagang beras di Pasar Baru Indramayu, Jumat (11/12/2020). Dirjen Pajak tegaskan sembako di pasar tradisional tak akan dikenai pajak. Yang akan dikenai pajak adalah sembako premium. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan menyampaikan penjelasan detil terkait usulan Rancangan Undang-undang (RUU) Perubahan Kelima Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). 

Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Neilmaldrin Noor mengatakan, barang sembako di pasar tradisional dipastikan tidak kena pajak pertambahan nilai (PPN)

"Misalnya barang-barang kebutuhan pokok yang dijual di pasar tradisional ini tentunya tidak dikenakan PPN. Berbeda ketika sembako ini sifatnya premium," ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Senin (14/6/2021). 

Namun, Neilmaldrin menjelaskan, pihaknya belum dapat memberikan jumlah besaran PPN yang akan dikenakan untuk sembako premium. 

"Terkait tarif, tentunya saya tidak bisa mendahului. Masih ada pembahasan yang sama-sama kita ikuti," katanya.

Di sisi lain, dia menambahkan, usulan RUU ini sendiri masih tahap pembahasan internal, belum sampai ke tahap legislasi DPR. 

"Jadi, bahwa ini proses pengajuan RUU nanti sampai proses legislasi. Karena itu, sangat tidak elok bagi saya menyampaikan sesuatu yang belum pasti daripada menambah polemik," pungkas Neilmaldrin.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved