Dedi Mulyadi Bantu Orang Terlantar dan Rapikan Warung Kumuh, Malah Dikomplain Pejabat BAZNAS

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi terlibat perdebatan panas dengan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Purwakarta Saparudin.

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Dedi Mulyadi Bantu Orang Terlantar dan Rapikan Warung Kumuh, Malah Dikomplain Pejabat BAZNAS 

Saparudin kembali berargumen aturan di BAZNAS yang menyebutkan pihak yang bisa dibantu adalah mereka yang membangun warung di tanah bersertifikat sendiri. Sementara warung yang dibantu Dedi berada di halaman Kantor BAZNAS.

Warung kumuh di halaman kantor Baznas Purwakarta yang coba dirapikan oleh Dedi Mulyadi
Warung kumuh di halaman kantor Baznas Purwakarta yang coba dirapikan oleh Dedi Mulyadi (dok.dedi mulyadi)

"Saya tidak akan bangun permanen hanya ganti atap dibikin indah lingkungan tidak kumuh begini. Bapak kerja di sini, keluarga bapak hidup dari sini, cintai lingkungan ini, tata. Bukan terus berbicara aturan. Terus nanti misal ada orang meninggal di kantor bapak harus bicara aturan juga? Itu mah mangga saya tidak ada kaitan dengan BAZNAS, hanya membantu agar lingkungan tidak kumuh," ucap Dedi.

"Cuma kan saya ditegur oleh BAZNAS pusat, jadi ramai," timpal Saparudin.

"Ramai seperti apa. Kan di komentar juga tidak ada yang menyalahkan Baznaz malah mendukung. Saya kan membantu seperti ini bukan hanya di sini tapi di mana pun. Pasar aja saya beresin. Kan beresin itu tidak perlu pakai aturan tapi kepekaan, oleh empati. Dan kita berbuat baik bukan karena kelembagaan tapi karena kepekaan dan empati. Kalau bicara aturan tidak akan beres. Harusnya BAZNAS bina UMKM diarahkan bagaimana dagangnya bersih. Saya tidak ngerti aturan, bapak yang ngerti aturan mah, saya mah tahunya bayar zakat setiap bulan," ujar Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Gelar Nikahan Hansip Sabel dan Mimih Yani, Bukan Pedang Pora tapi Upacara Cabut Golok

Seharusnya, kata Dedi, sebagian dana operasional yang diberikan Pemkab Purwakarta sekitar Rp 300 juta bisa untuk menata lingkungan Kantor BAZNAS Purwakarta. Sehingga warung terlihat rapi dan tidak kumuh.

"Kurang (dana operasional Rp 300 juta). Kota kabupaten lain sudah M-an (miliaran)," jawab Saparudin.

"Ya jangan berbicara seperti itu kan jumlah penduduknya (Purwakarta) saja sedikit, luasnya kecil, PAD juga kecil. Masa BAZNAS ambilnya kegedean, nanti kalau kegedean bapak dosa kan ada pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT," kata Kang Dedi Mulyadi.

Kondisi warung kumuh yang ada di halaman kantor Baznas Purwakarta
Kondisi warung kumuh yang ada di halaman kantor Baznas Purwakarta (dok.dedi mulyadi)

Meski terus berbicara aturan, Dedi tetap melanjutkan untuk merenovasi warung yang ada di halaman Kantor BAZNAS Purwakarta. Diharapkan dengan hal tersebut warung tidak lagi terlihat kumuh dan banyak orang datang untuk makan di tempat tersebut.

Baca juga: Pesan Menyentuh Dedi Mulyadi untuk Baim Wong, Setiap Orang yang Datang Jangan Dikosongin

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved