Kesaksian Warga di TKP Kasus Amalia Subang Selama Hampir 70 Hari Belum Terungkap
Kasus perampasan nyawa Amalia dan Tuti di Subang masih misteri karena pelakunya belum terungkap sejak 18 Agustus 2021.
Penulis: Dwiky Maulana Vellayati | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Subang, Dwiky Maulana Vellayati.
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Kasus perampasan nyawa Amalia dan Tuti di Subang masih misteri karena pelakunya belum terungkap sejak 18 Agustus 2021.
Tidak sedikit dari masyarakat yang penasaran dan terus mengikuti perkembangan dari kasus yang sudah terjadi dua bulan lalu tersebut.
Khususnya warga di sekitar lokasi kejadian perampasan nyawa anak dan ibu tersebut di Kampung Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
Baca juga: Berawal dari Isu Santet Sekeluarga Meninggal, Paman Mati Tragis Ditebas Celurit Keponakannya
"Sebetulnya saya tuh penasaran banget sama kasus ini, penasaran juga pelakunya siapa," ucap Ikah (40) warga Kampung Ciseuti saat ditanya wartawan, Minggu (23/10/2021).
Ikah mengatakan, kondisi dari TKP sendiri saat ini sudah terlihat sepi, biasanya, petugas kepolisian yang hampir setiap saat selalu mengecek dari TKP.
"Kadang-kadang sepi, kadang-kadang rame sama polisi, mudah-mudahan kasusnya cepat terungkap," katanya.
Sudah berjalan 68 hari kasus perampasan nyawa anak dan ibu tersebut ditangani Polres Subang dibantu Polda Jabar dan Bareskrim Polri. Sejauh ini, sudah 54 saksi dalam pengungkapan kasus sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Kesaksian Kades Jalan Cagak
Kepala Desa Jalan Cagak, Indra Zainal, mengungkapkan kronologi saat jasad dua saudaranya, Tuti dan Amalia ditemukan. Pagi itu, Indra Zainal mengaku dihampiri salah seorang ketua RT.
Ketua RT menyebutkan telah terjadi perampokan di rumah Yosef. Saat diberitahu hal tersebut, Indra Zainal bertanya Yosef mana yang dimaksud oleh sang ketua RT.
Baca juga: Iptu Idgn Oknum Kapolsek yang Tiduri Anak Tahanan Bersuara, Akui Temui S di Hotel dan Beri uang
Ketika ketua RT menyebut Yosef yang dimaksud adalah suami Tuti Suhartini, Indra Zainal mengaku kaget. Ini karena Tuti Suhartini masih merupakan kerabat dan keluarga Indra Zainal.
"Pada 18 Agustus 2021, jam 07.45 saya diberitahu RT setempat. Bahwa telah terjadi perampokan di rumah Pak Yosef," ucap Indra Zainal, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tribunnews bertajuk 'Fakta Simpang Siur Kasus Subang', Minggu (24/10/2021).
Baca juga: L Ditangkap, Ngaku Jadi Korban Begal Padahal Bohong Demi Motor Impian, Sebelumnya Kejadian di Garut
"Saya tanya Pak Yosef (suami) Wa Enung? Saya nyebut Bu Tuti itu Uwak Enung," tambahnya.
Indra Zainal pun langsung meninggalkan kantor desa dan menuju ke TKP. Begitu sampai di TKP, rumah Tuti dan Amalia itu sudah banyak didatangi warga, bahkan sudah dipasang garis polisi.
Petugas kepolisian pun tampak sibuk untuk olah Tempat Kejadian Perkara, menyelidiki soal laporan adanya perampokan.
Sebagai Kepala Desa, Indra Zainal pun diizinkan untuk masuk ke halaman rumah korban melewati garis polisi. Rupanya, pihak kepolisian menemukan adanya jenazah Tuti dan Amalia tertumpuk di bagasi mobil.
Kaki Tuti Suhartini sempat menyembul keluar dari bagasi. Lantas, Indra Zainal pun diminta untuk memastikan sosok jenazah yang ada di dalam bagasi.
"Kemudian, datang seorang anggota polisi, menanyakan Pak Kades hafal tidak kaki siapa itu?" ucap Indra Zainal mengutip pertanyaan dari polisi.
Hanya dengan melihat kaki jenazah Tuti, Indra Zainal mengaku langsung lemas. Indra Zainal tak menyangka kalau jasad yang ada di dalam bagasi mobil Alphard itu adalah Tuti Suhartini, wanita yang sudah merawatnya sedari kecil.
"Saya lemas langsung, karena saya hafal sekali kalau itu kaki Ibu Tuti. Maklum dari kecil saya diurus beliau, jad saya hafal betul kalau itu kaki beliau," imbuh Indra Zainal.
Dijelaskan Indra Zainal, polisi mengetahui kalau di dalam bagasi mobil itu ada kaki jenazah itu berdasarkan keterangan dari saksi.
"Jadi Gogo dan Dadan inilah yang pertama mengetahui bahwa ada kaki di dalam bagasi," ucap Indra Zainal.
Kemudian, Yosef juga diberitahu soal keberadaan jenazah istrinya. Melihat hal tersebut, kakak-kakak Tuti yang hadir di TKP langsung menangis histeris.
Kakak-kakak Tuti saat itu khawatir dengan nasib Amalia Mustika Ratu. Pasalnya, ketika itu yang ditemukan lebih dulu adalah jasad sang ibu.
"Uwak Lilis nangis, Uwak Yeti datang, mereka menanyakan Amel," ucap Indra Zainal.
Mengetahui hal tersebut, petugas kepolisian dan Tim Inafis mencari-cari sosok Amalia. Tak disangka, ternyata jasad Amalia ada di bawah jasad Tuti. Keduanya tewas dan ditempatkan dalam posisi bertumpuk di bagasi mobil.
"Ketika tim inafis Polres Subang datang, mereka mengidentifikasi mobil Toyota Alphard. Nah disanalah baru kita tahu. Amalia Mustika Ratu ada di dalam (bagasi)," ucap Indra Zainal.
Indra Zainal menambahkan kasus ini terungkap bermula ketika Yosef yang pulang ke rumah curiga melihat rumahnya berantakan. Lantas, Yosef pun meminta tolong kepada Ujang, petugas kebersihan.
"Ini keterangan Pak Yosef ya. Pak Yosef itu kaget melihat rumahnya berantakan. Kemudian dia lari ke Pak Ujang minta tolong, dilihat kalau rumahnya sudah berantakan dan banyak darah," papar Indra Zainal, mengutip keterangan dari Yosef.
Ketika Yosef sedang melihat kondisi rumah, Ujang melaporkan ke ketua RT.
"Pak Ujang lari nyamperin Pak Yosef. Pak Yosef ada di dalam. Terus Pak Ujang lari ke belakang untuk ke Pak RT. Jadi itu cerita sebenarnya," ujar Indra Zainal mengutip keterangan saksi.
Sementara itu, Yosef kemudian melaporkan ke Polsek Jalan Cagak.
"Iya (Pak Yosef sempat lapor polisi). Pak Yosef datang kedua kali ke TKP," ujar Indra Zainal.
Ketika itu, Indra Zainal mengaku tidak merasakan adanya kejanggalan atau hal yang menyorot perhatian.