Jembatan Baru yang Viral di Media Sosial Karena Tak Ada Akses Akan Segera Dibuatkan Jalan

Sebenarnya jembatan di atas Sungai Cikored ini sudah selesai dibangun, namun jembatan ini tak punya akses jalan.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ravianto
Istimewa/Dok Gingin
Jembatan baru yang adi di Kampung Cibitung Muara, perbatasan dengan Kampung Pamoyanan, Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Jembatan ini tak memiliki akses jalan. 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Beberapa waktu yang lalu viral di media sosial sebuah jembatan yang baru dibangun namun tak bisa digunakan sebagai akses jalan.

Jembatan tersebut terletak di Kampung Cibitung Muara, perbatasan dengan Kampung Pamoyanan, Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.

Sebenarnya jembatan di atas Sungai Cikored ini sudah selesai dibangun, namun jembatan ini tak punya akses jalan.

Akibatnya, warga tetap menggunakan jembatan lama yang terbuat dari bambu untuk akses jalan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Eri Rihardiar, mengatakan pihaknya akan membangun akses jalan di jembatan yang viral karena belum punya jalan.

"Tim hari ini ke lapangan, menghitung berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun akses jalan di kedua sisi jembatan yang viral kemarin," katanya melalui sambungan telepon, Rabu (20/10/2021).

Ia mengatakan, jika anggaran yang dibutuhkan tidak besar, maka pembangunan akses jalan akan dilakukan di tahun ini dan dimasukan ke anggaran perubahan.

"Kalau tidak besar dianggarkan di APBD perubahan. Kalau cukup besar biayanya, kami anggarkan di APBD murni 2022. Kalau tahun depan juga tidak lama, tinggal dua bulan," katanya.

Eri mengatakan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah desa.

"Kalau memang desa ada anggaran, kami kolaborasi. Jadi pembangunan ada yang dari APBD dan dan dana desa. Tapi kalau memang desa tidak ada anggaran, kami akan bangun semuanya agar bisa segera digunakan," katanya.

Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan Pemkab akan segera menggangarkan pembangunan akses jalan menuju jembatan Leuwi Dahu.

"PUPR sudah diminta untuk dianggarkan, kalau bisa di akhir tahun sudah selesai. Kami kolaborasi juga dengan desa, pemerintah desa ada anggaran berapa nanti selebihnya oleh PUPR. Bukan hanya jalan, tapi TPT-nya, supaya jalan dan jembatan tak cepat rusak oleh luapan air sungai," kata Herman.

Sementara itu, Kepala Desa Cibokor Elian Syahudin, mengatakan Pemdes Cibokor hanya memiliki anggaran sebesar Rp 70 juta untuk pembangunan akses jalan menuju jembatan.

Anggaran tersebut dinilai minim, sebab ada dua sisi jalan yang harus dibangun. Termasuk pembangunan TPT, sebab air sungai yang mengalir di bawah jembatan kerap meluap.

"Jadi kalaupun dipaksakan hanya dengan anggaran segitu tidak akan tuntas. Makanya saya harap ada perhatian dari Pemkab," katanya.

Warga Bingung

Adam syahidan (28), Warga Kampung Cibitung ngora, Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, berharap, jembatan yang sudah dibangun bisa segera digunakan oleh warga, karena ia khawatir jika terus menggunakan jembatan lama, maka jembatan baru akan hancur.

“Tak tahu ini jembatan buat apa, karena kalau lewat situ harus naik dulu, belum jembatanya ada di tengah, ujung jalan sama ujung jembatan jauh, apalagi pake motor juga engga bisa, jadi kepaksa pakai jalan yang lama,” ujar Adam, di Cianjur, Senin (18/10/2021)

Menurutnya, jika menggunakan jembatan lama banyak warga yang suka terjatuh, karena kondisi jembatan yang hanya menggunakan bambu tidak memiliki pengaman.

“Jembatan dari bambu kan kecil, kalau pakai motor bisa tapi banyak yang suka jatuh, apalagi kan petani suka bawa hasilnya pakai motor,” ujarnya.

Adam mengatakan, akses tersebut merupakan akses yang sangat dibutuhkan oleh warga setempat, karena satu-satunya akses terdekat.

“Kami berharap, kepada Pemerintah Daerah khususnya agar segera diperbaiki, buat jembatan itu yang bisa digunakan, mudah-mudahan ada akses jalan untuk bisa melintas menggunakan jembatan itu,” katanya.

Kepala Desa Cibokor, Elian Syahudin mengatakan, jembatan yang dinamakan Leuwi Dahu, sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan oleh warga, karena tidak ada akses untuk ke jembatan sendiri.

“Kurang lebih tiga minggu ke belakang pembangunan jembatan sudah selesai, jadi kalau tidak salah anggaranya dari Dana Alokasi Umum (DAU), karena alokasi dana hanya untuk jembatan saja, dan tidak bisa membangun jalan cukup luas, anggaran hanya cukup sebelas meter untuk bentangan jalan jembatan, makanya terjadi jembatan seperti ini, tidak ada pengubung antara satu dengan yang lain, sehingga terjadi jembatan di tengah-tengah,” ujarnya.

Ia mengatakan, jika pihak desa hanya sebagai penerima manfaat dari pengerjaan jembatan tersebut.

Pembangunan dilaksanakan pengerjaan oleh pihak ketiga yang sudah ditunjuk oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Cianjur.

Pemerintah Desa hanya bisa mengeluarkan anggaran setelah perubahan menggunakan Dana Desa, dan itupun tidak cukup untuk membuat jalan seluruhnya.

“Kami warga di sini sangat membutuhkan jembatan baru itu, untuk keberlangsungan warga, karena ini akses tercepat,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved