Tragedi Sungai Cileueur Ciamis
Buntut Tragedi Susur Sungai Maut di Ciamis, Ridwan Kamil Larang Susur Sungai, Kecuali Ada Ini
Kang Emil melarang kegiatan susur sungai sampai standar operasional prosedur (SOP) tersusun secara komprehensif.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan rasa duka atas wafatnya 11 santri MTs Harapan Baru Ponpes Cipasung Kabupaten Ciamis saat berkegiatan susur sungai di Sungai Cileueur.
Setelah melakukan kunjungan kerja ke Papua untuk menghadiri penutupan PON XX Papua 2021, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, langsung melakukan takziah kepada keluarga salah satu santri yang wafat akibat insiden susur sungai, Sabtu (16/10/2021).
Kunjungan tersebut dilakukan kepada keluarga santri yang tinggal di Kota Depok.
Baca juga: Sehari Sebelum Tragedi Susur Sungai Maut di Ciamis, Pemancing Rasakan Hal Aneh Ini, Merasa Janggal
"Saya selaku Pemda Provinsi Jawa Barat juga besama Wali Kota Depok, turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya 11 anak-anak kita di Ciamis. Kami sangat merasakan rasa kehilangan para orang tua," kata Kang Emil.
Dalam takziah tersebut, Kang Emil pun memberikan santunan kepada keluarga. Ia berharap santunan tersebut dapat meringankan beban keluarga setelah ditinggalkan orang terkasih.
"Saya yakin tidak bisa menggantikan, tapi mudah-mudahan bisa meringankan apapun yang sedang dihadapi," ucapnya.
Kang Emil pun meminta kepala daerah dan Kementerian Agama Provinsi Jabar untuk evaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka melalui tahapan yang ketat, termasuk kegiatan susur sungai yang sudah menelan korban jiwa.
"Saya sudah minta sesuai kewenangan, level SMP Tsanawiyah itu ada di bupati dan Kemenag untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh," ucapnya.
Baca juga: Cerita Farhan Selamat dari Tragedi Susur Sungai di Ciamis, Dengarkan Teguran Pemancing dan Kabur
Selain itu, Kang Emil melarang kegiatan susur sungai sampai standar operasional prosedur (SOP) tersusun secara komprehensif. Ia juga meminta BPBD Jabar untuk menyusun SOP mengenai kegiatan alam dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan.
"Saya melarang ada susur sungai di masa depan, kecuali sudah ada SOP yang jelas dari BPBD. Oleh karena itu, saya minta kepada BPBD untuk menyusun sebuah SOP bagaimana kegiatan alam itu bisa dilaksanakan dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan. Mungkin BPBD, saya sudah minta dan berkoordinasi dengan pencinta alam profesional, seperti Wanadri, sehingga di masa depan tidak boleh terulang lagi hal-hal ini," ucapnya.
"Karena kehilangan satu nyawa itu tidak bisa tergantikan oleh apapun. Apalagi sekarang jumlahnya tidak sedikit," imbuhnya.