Tragedi Sungai Cileueur Ciamis
Buntut Tragedi Susur Sungai Cileueur di Ciamis, Kepala Kantor SAR Bandung Wanti-wanti Begini
Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansah, meminta sekolah yang hendak menggelar Pramuka susur sungai untuk berkoordinasi dengan instansi terkait.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Belasan siswa MTs Harapan Baru Cijantung, Ciamis, Jawa Barat, tewas akibat terseret arus saat melakukan kegiatan susur sungai di Leuwi Ili Dusun Wetan RT 01/01, Desa Utama Cijeunjing, Jumat (15/10/2021).
Menyikapi insiden ini, Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansah, meminta sekolah yang hendak menggelar ekstrakurikuler Pramuka susur sungai untuk berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Ke depannya, saya berharap agar pihak sekolah atau panitia yang hendak menggelar kegiatan seperti itu harus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di daerah masing-masing untuk meminta pendampingan, seperti Polsek, Koramil, BPBD, Tagana, atau potensi SAR lainnya yang ada di setiap wilayah masing-masing. Hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," ucap Deden Ridwansah kepada TribunJabar.id, melalui sambungan seluler, Sabtu (15/10/2021).
Meski tragedi susur sungai di Ciamis berbeda dengan tragedi susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kata Deden, potensi kecelakaan pada kegiatan susur sungai sangat besar.
"Jika menggelar kegiatan tersebut, masyarakat bisa berkoordinasi langsung ke Basarnas Kantor SAR Bandung sehingga kami bisa memberikan pendampingan dan edukasi. Jadi bisa mengetahui prosedur operasional standar (SOP)-nya," kata Deden Ridwansah.
Puluhan siswa MTs Harapan Baru Ponpes Cijantung, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, tenggelam saat melakukan susur sungai di Leuwi Ili Dusun Wetan Rt 01 RW 01 Desa Utama Cijeunjing.
Total jumlah korban sebanyak 21 orang dengan perincian korban selamat 10 orang dan meninggal dunia 11 orang. (*)