Ternyata Patung Pangeran Kornel vs Deandels Tiba-tiba Ada di Kampus Unwim dan Sempat Akan Diserahkan
Ternyata patung Pangeran Kornel vs Deandels tiba-tiba ada di kampus Unwim.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: taufik ismail
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Keberadaan patung Pangeran Kornel dan Daendels di halaman Universitas Winayamukti (Unwim) di Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, terus disoal.
Pihak Unwim menyatakan patung itu sempat akan dikirimkan ke Museum Prabu Geusan Ulun, tapi ada pihak yang membatalkannya.
Patung yang dimaksud adalah patung Bupati Sumedang Pangeran Koesoemadinata atau Pangeran Kornel yang sedang berjabat tangan dengan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Herman Willem Daendels.
Patung itu sebelumnya berada di Jalan Cadas Pangeran, yang kini posisinya telah diisi patung baru.
Polemik muncul ketika patung tersebut dipasang bahkan kini dicat kembali dan didirikan pada fondasi yang kokoh di lahan Universitas dan Sekolah Pertanian yang merupakan hibah dari Bupati Sumedang Pangeran Aria Soeria Atmadja.
Banyak pihak menyatakan bahwa penempatan itu tidak cocok.
Unwim juga menyatakan tidak cocok jika patung itu berada di tempatnya kini.
Namun, tidak ada yang mau menerima patung tersebut dan bahkan akan rusak jika dibiarkan tak terawat.
Dosen senior Unwim, Dr Endang Sufiandi MS yang mengetahui asal-usul patung di Unwim mengatakan patung itu tiba-tiba berada di kampus.
"Setahu saya patung itu sudah ada di kampus dengan kondisi tangan patung terpotong karena sulit saat diangkut. Kondisinya di kampus tidak terawat," kata Endang kepada TribunJabar.id melalui sambungan telepon, Rabu (13/10/2021).
Endang mengatakan ia merasa bahwa adanya patung itu di kampus Unwim sangat tidak pantas.
Kemudian dia menelepon ke Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) dan menyatakan bahwa patung sejatinya ditempatkan di museum.
Dengan kesepakatan dengan YPS itu, Unwim mempersiapkan pengiriman patung ke Sumedang Kota.
Ketika itu, yang menangani pemindahan patung adalah Pembantu Rektor II, Hudaya Mulyana.