Setelah Bom Mother of Satan Diledakkan, Minat Pendaki Tetap Tinggi Menuju Puncak Gunung Ciremai
Paska ledakan bahan peledak TATP atau 'Mother of Satan' di lereng Gunung Ciremai beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi minat pendaki untuk menggapai
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Paska ledakan bahan peledak TATP atau 'Mother of Satan' di lereng Gunung Ciremai beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi minat pendaki untuk menggapai puncak tertinggi di Jawa Barat itu.
"Jumlah kunjungan pendaki yang masuk melalui 4 jalur pendakian Gunung Ciremai justru menurun akibat adanya pembatasan selama masa PPKM yang diberlakukan berdasarkan kuota pendakian sebelumnya 25% kini dikurangi jadi 10%," ujar Koordinator Promosi, Pemasaran, Kehumasan dan Pendakian Taman Nasional Gunung Ciremai, Nisa Syachera Febriyanti saat ditemui di kantornya, Rabu (13/10/2021).
Menurutnya, kejadian bom yang diledakkan itu tidak berpengaruh, karena posisi lokasi ledakan itu sebenarnya jauh dari jalur pendakian.
"Berdasarkan data, pasca ledakan 'Mother of Satan' pada 30 September 2021, total jumlah pendaki yang menuju puncak Gunung Ciremai melalui 4 jalur pendakian hingga hari ini sebanyak 994 orang," ujarnya.
Baca juga: Sosok Kompol Galih Wardani, Penangkap Teroris Pemilik 35 Kg Bom Mother of Satan di Gunung Ciremai
Masing - masing untuk jalur Apuy dari 1-6 Oktober itu 175 orang, karena tanggal 7 jalur ditutup. Kemudian dari tanggal 1-13 Oktober untuk jalur Linggajati ada 137 orang, Linggasana 74 orang dan Palutungan 608 orang.
"Untuk jumlah pendaki yang melakukan registrasi untuk mendaki Ciremai pasca ledakan 'Mother of Satan' tidak begitu mengetahui informasi yang sempat menghebohkan tersebut.

"Meski begitu, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai ke depan bakal lebih mengantisipasi adanya hal-hal yang mencurigakan di seluruh kawasan melalui kerja sama dengan Masyarakat Peduli Api (MPA), Masyarakat Mitra Polhut (MPP) maupun pengelola wisata.
"Petugas di lapangan juga akan lebih sering melakukan patroli ke lokasi-lokasi yang dianggap rawan selain titik rawan kebakaran dan perburuan liar," katanya.
Polisi Pastikan Tak Ada Bom Tersisa
Polres Majalengka memastikan tidak ada lagi bahan peledak milik teroris IM di wilayah TNGC, Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Keyakinan itu seiring dengan hasil penyisiran yang dilakukan Densus 88.
Kapolres Majalengka AKBP Edwin Affandi mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir, setidaknya sudah dua kali tim melakukan penyisiran di wilayah itu.
Dari hasil penyisiran kedua, dipastikan tidak ada lagi bahan peledak yang tersisa.
Baca juga: Saat Bom Mother of Satan Diledakkan di Gunung Ciremai, Terorisnya Santai, Warga yang Tutup Telinga
"Beberapa waktu lalu telah diambil oleh Densus 88 bom yang disimpan oleh tersangka teroris, dan terakhir diyakinkan bahwa tidak ada lagi bom yang tersimpan di wilayah sekitar. Kemarin juga Densus 88 sudah menyisir mencari ulang dan dipastikan tidak ada," ujar Edwin saat dikonfirmasi, Kamis (7/10/2021).

Dia menjelaskan, bahan peledak itu sudah disimpan pelaku dalam kurun waktu yang sangat lama.
Untuk lokasi penemuan sendiri, jelas dia, cukup jauh dari daerah pemukiman warga Desa Bantaragung.
"Bom ini memang sudah disimpan oleh pelaku sejak lama. Lokasi juga di atas gunung, jauh dari pemukiman," ucapnya.
Lebih jauh dijelaskannya, untuk mengantisipasi hal itu terulang, pihaknya memastikan untuk meningkatkan Kamtibmas di wilayah itu.
Satu satu upaya meningkatkan Kamtibmas, lanjut dia, dengan dilaksanakannya lomba Siskamling.
"Untuk masyarakat kita sudah adakan lomba poskamling. Tentunya dengan lomba itu kita harapkan ada peningkatan partisipasi masyarakat untuk bergabung dalam kegiatan poskamling dan masyarakat sadar untuk turut serta memelihara situasi Kamtibmas," jelas dia.
Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menemukan bahan peledak Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP) seberat 35 Kg di Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat pada Jumat (1/10/2021) lalu.
Diketahui, bahan peledak itu dimiliki oleh Imam Mulyana (31) yang merupakan narapadina teroris Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap 2017 lalu.
Namun, baru Oktober 2021 ini, Imam baru mengakui pernah menyimpan bahan baku peledak seberat 35 Kg yang disembunyikan di Gunung Ciremai.
Hal itu diakuinya usai menjalankan ikrar untuk sumpah setia kedaulatan NKRI dan Pancasila.
Penyimpanan bahan peledak yang dikenal sebagai The Mother Of Satan karena ledakannya yang dahsyat itu berada di Kaki Gunung Ciremai wilayah Majalengka. (eki yulianto)
Baca juga: Ngerinya Ledakan Bom Mother of Satan di Gunung Ciremai, Terdengar sampai 10 Km, Sebabkan Longsor