Rebutan Lahan Tebu
Nestapa Istri Korban Bentrokan Berdarah di Lahan Tebu, Jadi Janda saat Hamil 7 Bulan, Coba Ikhlas
Nani mencoba ikhlas mengetahui sang suami meninggal dunia saat perselisihan berdarah tersebut terjadi.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Perselisihan lahan di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Majalengka, Selasa (5/10/2021), berujung maut. Dua warga Kabupaten Majalengka, Suhenda dan Yayan, harus kehilangan nyawa akibat perselisihan berdarah tersebut.
Dua korban sendiri merupakan kelompok dari kemitraan PG Jatitujuh yang berselisih lahan dengan kelompok Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (FKamis) Kabupaten Indramayu.
Suhenda, salah satu korban meninggal dunia, meninggalkan seorang anak dan istri yang sedang mengandung.
Baca juga: Fakta Petani Penggarap Lahan Tebu Diserang di Majalengka, Kronologi sampai Kata Bupati
Nani, istri Suhenda, tak menyangka akan ditinggal sang suami di usia kandungan ke 7 bulan.
Nani mencoba ikhlas mengetahui sang suami meninggal dunia saat perselisihan berdarah tersebut terjadi.
Ini disampaikan Nani saat ditemui Bupati Majalengka, Karna Sobahi.
Nani mengaku akan mencoba menerima kenyataan pahit tersebut meski terasa sulit.
"Terima kasih Pak Bupati. Insyaallah saya ikhlas," jelas dia.
Suhenda dan Nani telah menikah selama kurang lebih delapan tahun lalu.
Keluarga tersebut telah dikaruniai seorang anak dan sang istri sedang mengandung untuk anak keduanya.
Sementara, korban Yayan meninggalkan 5 orang anak dan seorang istri.
Keduanya kini telah tiada dan harus lebih dahulu menghadap Illahi.
Dua korban sendiri merupakan kelompok dari kemitraan PG Jatitujuh yang berselisih lahan dengan kelompok Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (FKamis) Kabupaten Indramayu.
Baca juga: Duka Nani, Istri Korban Bentrokan di Lahan Tebu PG Jatitujuh, Jadi Janda Saat Hamil 7 Bulan
Peristiwa tersebut terjadi di petak 112 wilayah Kerticala, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu sekitar pukul 11.00 WIB kemarin.
Gara-gara Preman