Persib Bandung
Bobotoh Sampaikan Petisi di Graha Persib, Bos tak Hadir karena Ini, Ditunggu sampai Tengah Malam
Sejumlah perwakilan elemen bobotoh menyampaikan petisi untuk manajemen Persib Bandung di depan Grha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Selasa.
Penulis: Fakhri Fadlurrohman | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Fakhri Fadlurrohman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah perwakilan elemen bobotoh menyampaikan petisi untuk manajemen Persib Bandung di depan Grha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Selasa (5/10/2021).
Persib, yang tampil kurang maksimal pada seri pertama Liga 1 2021/2022 dengan menghasilkan 2 kemenangan dan 4 kali imbang, kini berada di posisi kelima klasemen sementara.
Atas hasil tersebut, bobotoh melihat Persib berbalutkan skuad mewah tapi tidak dapat memberikan performa terbaiknya pada empat laga terakhir yang menghasilkan imbang secara beruntun.
Aksi bobotoh mengkritisi Persib sebenarnya telah berlangsung sejak Persib ditahan imbang oleh Bali United yang bermain dengan 10 pemain dan berakhir dengan skor 2-2.
Baca juga: Penampilan Persib Mengecewakan, Pengamat: Perlu Pemain Bertipe Pendobrak, Manfaatkan 2 Pemain Ini!
Kritik demi kritik dilayangkan bobotoh lewat jagat maya dan aksi-aksi ke jalan memprotes penampilan Persib Bandung yang tidak maksimal.
Sebelum aksi hari ini, beberapa jam setelah Persib Bandung ditahan imbang oleh PSM Makassar, Viking Persib Club menayangkan tuntutan di depan Grha Persib pada Sabtu (2/10/2021).
Aksi siang tadi merupakan lanjutan tuntutan dari sejumlah elemen bobotoh untuk mendesak manajemen Persib membawa kembali tim Maung Bandung ke performa terbaiknya.
"Ini bentuk kekhawatiran bobotoh atas penampilan buruk Persib selama 4 penampilan terakhir karena Persib ini bukan tim abal-abal, harus targetnya juara seperti yang dikatakan manajemen."
"Dengan hasil-hasil yang ada, kami rasa ini sudah melenceng dari jalur juara."
Baca juga: Heboh Pelatih Persib Bandung Dijual di Toko Online, Bobotoh: Itu Wajar, Semua Ada Dalangnya!
"Kami datang ke sini bukan untuk negosiasi lagi bahwa kita sudah menyampaikan petisi sesuai yang tadi dibacakan," ujar Tobias mewakili massa aksi dari elemen bobotoh pada Selasa (5/10/2021).
Elemen bobotoh yang hadir pada siang tadi menginginkan Teddy Tjahjono hadir untuk datang dan menyaksikan langsung pembacaan petisi tuntutan dari bobotoh.
Namun, bos Persib tersebut tidak dapat menghadiri massa aksi karena adanya urusan bersama para manajemen untuk membahas evaluasi Persib di kediaman H. Umuh Muchtar.
"Kami berharap manajemen memiliki iktikad baik untuk menandatangani petisi tersebut untuk kesepakatan bersama untuk dijalankan."
"Kami tunggu deadline-nya sampai hari ini selesai."
"Apabila hari ini tidak ada jawaban, kita anggap manajemen tidak serius untuk menanggapi kita," kata Tobias.
Dijual di toko online
Tekanan dari bobotoh terhadap hasil Persib Bandung yang dianggap buruk di seri pertama Liga 1 2021/2022 belum juga mereda.
Setelah melakukan protes melalui media sosial dan secara langsung di Graha Persib serta bus pemain, kini ada aksi yang cukup unik.
Pelatih asal Belanda itu dijual dengan harga Rp 1.933.
Baca juga: Statistik Pemain Persib Bandung setelah 6 Laga, 2 Sosok Tak Tergantikan dan 2 Pemain Lokal Menonjol
Menurut penelusuran Tribun Jabar, ada beberapa orang yang menjual Robert di toko online.
Satu di antaranya adalah akun @tomytrianggoro33.
Dia memberi nama produk itu dengan 'Dijual Pelatih Persib Bandung, Minus 4x seri dan miskin taktik'.
Selain itu, akun @tomytrianggoro33 memasang sosok Robert di foto produk yang sedang mengenakan baju bewarna biru bertuliskan nama inisialnya, RA, pada bagian dada.
Tribun Jabar mencoba menghubungi pihak manajemen Persib mulai dari Direktur PT PBB Teddy Tjahjono, Komisaris PT PBB Umuh Muchtar, dan Kuswara S Taryono untuk diminati keterangan.
Namun baik pesan maupun telepon yang dikirimkan kepada pihak manajemen tak mendapat jawaban.
Pun dengan Robert serta para pemain yang coba dihubungi oleh Tribun Jabar untuk dimintai keterangan.
Lagi-lagi baik pesan maupun telepon yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
Ketua Bobotoh Maung Bandung Bersatu (Bomber), Asep Abdul, menilai apa yang dilakukan bobotoh untuk menjual Robert di toko online sebagai sesuatu yang wajar.
Baca juga: Bung Kus Ungkap Pangkal Masalah yang Dialami Persib Bandung, Pemilihan Pemain atau Faktor Pelatih?
Asep mengatakan, hal ini merupakan bentuk kepedulian bobotoh terhadap performa tim.
"Di bobotoh banyak cara penyampaian kritiknya. Menurut saya, wajar karena kekecewaan."
Bobotoh mah memang super-ekstra dalam segala sesuatunya."
"Jangankan sekarang, zaman dulu saja sebelum ada media sosial sangat menekan kalau bobotoh," ujar Asep kepada Tribun Jabar melalui sambungan telepon, kemarin.
Asep menambahkan, protes yang dilakukan bobotoh selama ini tidak lain hanya untuk menuntut manajemen segera melakukan evaluasi terhadap performa tim.
Sebab dengan skuad mewah yang dimiliki Persib serta segala fasilitas lainnya, tak ada alasan untuk tidak menang.
"Evaluasi terkait enam pertandingan kemarin. Semua itu kan ada dalangnya, sama seperti wayang."
"Di tim kan dalangnya ada di pelatih. Kalau berbicara pemain jangan tanya, sekarang Persib punya pemain harganya mahal, kapasitasnya juga baik dan sebagainya."
"Balik lagi ke dalang, bisa gak memainkannya," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh ketua The Bombs, Nevi, yang menyebut aksi bobotoh sebagai sesuatu yang wajar.
Baca juga: Manajemen Persib Bandung Akhirnya Luluh, Ajak Bobotoh Bertemu Usai Dikritik dan Aksi Menjual Robert
Menurutnya, bobotoh ingin manajemen secara terbuka memberikan penjelasan terkait performa Persib serta segera melakukan evaluasi.
"Kasih kejelasan dengan keberadaan Persib sekarang ini. Kenapa-kenapanya mungkin besok akan ada pertemuan dengan manajemen."
"Keinginan saya sih tolong dijelaskan saja dari pihak manajemen buat ke bobotoh."
"Kalau menurut saya untuk Robert salah satu bentuk perhatian bobotoh kepada Persib seperti ini untuk sekarang," katanya.
Dia pun berharap manajemen segera memperbaiki kekurangan yang terjadi di seri pertama agar tak terulang pada seri kedua nanti.
Dia menilai, salah satu hal yang hilang dari permaian Persib adalah motivasi.
"Jadi, yang saya tahu Persib dulu gak kaya sekarang."
"Enggak ada orang yang bisa memotivasi. Jadi saya mohon kepada manajemen harus ada salah seorang yang memotivasi."
"Yang saya lihat kemarin kayak enggak ada nyawanya saja," katanya.
Pengurus Viking Persib Club (VPC) Yudi Baduy mengabarkan informasi terbaru soal tuntutan 2x24 jam yang ditujukan kepada manajemen Persib setelah hasil kurang memuaskan di seri pertama Liga 1.
Yudi mengatakan, manajemen sudah memberikan tanggapan terkait tuntutan bobotoh dan akan segera mengadakan pertemuan.
"Sudah, mereka mengundang. Beberapa perwakilan dari kami mau sampaikan aspirasi," ujar Yudi kepada awak media melalui sambungan telepon, Senin (4/10/2021).
Namun Yudi mengungkapkan, akan ada pertemuan terlebih dahulu antarbobotoh yang akan dilakukan sore ini.
Pertemuan ini nantinya akan membahas beberapa poin sampai akhirnya akan bertemu langsung dengan manajemen Maung Bandung.
"Kami ngumpul saja sambil ngopi, (sama manajemen). Paling kita kenapa di poin itu minta diundang karena sulit sekali minta ketemu."
"Jadi ketika diundang kita sampaikan aspirasi dari beberapa bobotoh yang satu suara," katanya.
Yudi menambahkan, pihaknya belum bisa menyampaikan apa saja tuntutan yang bakal disampaikan bobotoh pada pertemuan nanti.
Termasuk soal keinginan banyak bobotoh yang mengingingkan pelatih Robert Alberts untuk keluar dari kursi kepelatihan Persib.
"Itu (Robert Out) nanti dari forum ya masing-masing kan punya sikap. Kami mau rumuskan dulu sekarang."
"Kalau kemarin itu kan hanya tuntutan untuk evaluasi dan minta kita ketemu," katanya.
Yudi pun berharap, pertemuan dengan manajemen nanti bisa menghasilkan solusi terbaik bagi Persib yang akan kembali berlaga di seri kedua pertengahan Oktober nanti.
Selain itu, Yudi berharap performa Persib bisa meningkat di seri kedua mendatang sehingga tak akan ada aksi lebih besar dari bobotoh.
"Kami tentu enggak mengharapkan itu (ada aksi lanjutan). Kalau sudah kayak gitu tapi hasil stagnan ya sebagai arus bawah kami harus ngapain lagi ya, jaga kondusifitasnya saja supaya teratur."
"Harapan kami sih ngabred lagi Persibnya," ucapnya. (*)