Sosok Dokter Hastry yang Bantu Autopsi Ulang Jenazah Tuti dan Amalia, Sosok Besar di Dunia Forensik
Di dunia forensik, terutama di Indonesia, sosok dr Sumy Hastry Purwanti bukan nama asing. Ia sudah sering terlibat dalam proses identifikasi korban
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Seorang perempuan polisi dilibatkan dalam pembongkaran makam Tuti dan Amalia, Sabtu (2/10/2021) kemarin.
Makam Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dibongkar lantas diautopsi ulang.
Salah seorang ahli forensik yang membantu autopsi ulang itu adalah Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti.

Dokter Hastry bahkan mengunggah Insta Story mengenai autopsi ulang tersebut.
Di dunia forensik, terutama di Indonesia, sosok dr Sumy Hastry Purwanti bukan nama asing.
Ia sudah sering terlibat dalam proses identifikasi korban dari peristiwa besar di Indonesia.
Misalnya saja bencana gempa bumi Yogyakarta (2006), bom Hotel JW Marriott, Jakarta (2009), identifikasi jenazah teroris Noordin M Top (2009), gempa bumi Padang, Sumatera Barat (2009), dan kecelakaan pesawat Sukhoi SSJ-100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat (2012).
Dalam Kompas edisi 26 Agustus 2015, perempuan yang akrab disapa dr Hastry ini mulai fokus pada bidang forensik ketika terlibat dalam sebuah operasi di tempat kejadian pembunuhan pada 2000 silam.
Ketika itu, dr Hastry mendapat saran dari Kepala Satuan Reserse Kriminal Poltabes Semarang Ajun Komisaris Purwolelono untuk menekuni forensik.
”Ketika mendapat saran itu, saya termotivasi karena keahlian forensik ketika itu belum dimiliki polwan lain. Saya adalah polwan pertama yang menjadi dokter forensik,” kata Sumi.
Sejak saat itu, Sumi bergabung dalam berbagai operasi tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Sumi merupakan perempuan pertama dari anggota tim forensik asal Indonesia.
Tugas pertamanya ialah mengidentifikasi korban bom Bali I pada 2002.
Setelah itu, Sumi Hastry bertekad untuk mendalami bidang tersebut dengan melanjutkan studi kedokteran forensik di Universitas Diponegoro pada 2002-2005.
Di tengah proses studinya, Sumi mendapat tugas mengidentifikasi korban bom Kedutaan Besar Australia di Jakarta (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), dan bom Bali II (2005).