Dari Usaha Sale Pisang Didin Bisa Sekolahkan Anaknya Hingga Perguruan Tinggi, Ini Kiat Suksesnya

Usaha mikro kecil menengah sale pisang yang ia tekuni telah membuat perekonomian di sekitar kampung bergerak.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Siti Fatimah
Penjual pisang datang dengan mobil pikap ke rumah Didin untuk menyerahkan bahan baku produksi sale pisang 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Sosok Didin Galing (45), dikenal warga Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, sebagai petani pisang.

Usaha mikro kecil menengah sale pisang yang ia tekuni telah membuat perekonomian di sekitar kampung bergerak.

Hasil pertanian pisang warga banyak yang ditampung oleh Didin untuk dijadikan sale pisang.

Dari usaha rumahan, Didin juga mempekerjakan beberapa tetangganya untuk membantu produksi. Banyak warga dari tetangga maupun luar kampung menjual buah pisang kepadanya.

Baca juga: Ada Peluang Pelaku UMKM Kota Bandung Ekspor Produk ke Luar Negeri, Begini Caranya

Bahkan Didin berhasil menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi dari berjualan pisang.

Namun, jempasan keras pandemi covid-19 mulai dirasakan sejak akhir 2020. Proses pemasaran distribusi sale pisang mentah ke Bandung mulai tersendat.

Hal tersebut tak mematahkan semangat Didin untuk terus bertahan, karena banyak warga terutama petani pisang yang bergantung kepadanya.

Setelah pandemi covid-19 menghantam keras usahanya, Didin kini mulai memasarkan secara lokal sale pisang.

Baca juga: Selama Pandemi UMKM di Jabar yang Masuk Marketplace Capai 34 Persen, Tercatat Ada Ribuan Penjual

"Alhamdulillah meski pandemi, kami tetap bisa berusaha dan bertahan, istri dan anak ikut membantu jadi saya tambah semangat," katanya, ditemui di rumahnya, Jumat (1/10/2021).

Didin mengatakan, semula ia hanya berjualan pisang di pasar Jebrod. Namun lama kelamaan jika pisang tak laku maka banyak yang busuk. Alhasil ia mulai merintis usaha sale pisang untuk memanfaatkan pisang yang tak terjual.

"Satu Minggu kami bisa memproduksi dua ton, alhamdulilah untuk bahan baku kami memanfaatkan kebun sekitar sini," katanya.

Didin mengatakan, penjualan sale pisang dari warung ke warung lalu memanfaatkan relasi dan teman mulai dilakukan.

Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung Minta Tokopedia Bantu Promosi UMKM, Marketplace Ini Siapkan Program Istimewa

Namun ia tak memungkiri karena distribusi sale pisang tersendat ke Bandung, ada satu ton stok sale pisang di rumahnya.

"Alhamdulilah kami bersyukur karena sale pisang ini bisa bertahan enam bulan," katanya.

Didin mengatakan, penjualan dari warung ke warung ia menggunakan kemasan Rp 2 ribu dan Rp 5 ribu.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved