Tanggapi Tuduhan TNI Disusupi PKI, Pangkostrad Sebut Tudingan Keji: Masyarakat Sudah Cerdas

Pangkostrad Letjen TNI Dudung menilai pernyataan yang menyebut bahwa komunisme sudah masuk ke tubuh TNI menyakitkan baginya.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat masih menjabat Pangdam Jaya, menjawab pertanyaan redaksi Tribunnews saat berkunjung ke Makodam Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). Nama Dudung Abdurachman disebut-sebut bakal menjadi pengganti KSAD Andika Perkasa. 

TRIBUNJABAR.ID - Pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo terkait pembongkaran patung tokoh militer di Museum Darma Bhakti Kostrad menjadi Sorotan.

Gatot Nurmantyo menyebut tentang penyusupan paham komunis di tubuh TNI. Ini menuai perhatian banyak pihak.

Gatot Nurmantyo menyampaikan indikasi adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Baca juga: Penggagas Diorama G30SPKI Minta Jenderal Gatot Tak Asal Bicara, Ungkap Alasan Pindahkan Patung

Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah acara diskusi webinar bertajuk “TNI Vs PKI”, Minggu (26/9/2021).

Dalam diskusi itu, Gatot Nurmantyo menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Indikasi itu dibuktikan dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Menanggapi pernyataan Gatot Nurmantyo, Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman turut menanggapi.

Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman meminta agar pernyataan yang menyebut TNI disusupi komunisme dipertanggungjawabkan.

Dilansir dari Tribunnews.com, Dudung menilai pernyataan yang menyebut bahwa komunisme sudah masuk ke tubuh TNI menyakitkan baginya.

Ia juga mengatakan pernyataan tersebut merupakan tuduhan yang keji.

Hal tersebut disampaikannya menjawab pertanyaan warga dalam program Talk Highlight Radio Elshinta Jakarta bertajuk "Menjaga NKRI" bersama Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman yang disiarkan di kanal Youtube Radio Elshinta, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Penggagas Diorama G30SPKI Minta Jenderal Gatot Tak Asal Bicara, Ungkap Alasan Pindahkan Patung

"Ini harus dipertanggungjawabkan menurut saya. Tidak hanya sekedar berbicara begitu saja, tetapi harus dipertanggungjawabkan buktinya di mana. Masyarakat kita sudah cerdas. Sudah banyak yang tahu mana yang benar dan mana yang salah," kata Dudung.

Dudung juga mengatakan TNI saat ini solid dalam menghadapi ancaman ideologi kanan maupun kiri.

Ia berpandangan tidak hanya dua ideologi tersebut saja yang perlu diwaspadai namun juga ancaman dari aspek lainnya.

"Tapi tidak hanya kanan kiri saja, banyak hal-hal lain juga yang harus kita waspadai, jadi kita tidak hanya cenderung pada kanan dan kiri, padahal ada aspek-aspek lain juga yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga kemudian kita jangan terfokus kepada kanan dan kiri. Aspek lain justru nanti kita lengah," kata Dudung.

Dudung membenarkan patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) sebelumnya ada di dalam museum tersebut.

Kata Dudung, patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI Azmyn Yusri (AY) Nasution pada 2011 sampai 2012.

Baca juga: PROFIL Pangkostrad Baru Dudung Abdurachman, Pernah Usul FPI Dibubarkan Setelah Copoti Baliho Rizieq

Dia mengatakan kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepadanya selaku Panglima Kostrad saat ini.

Ia menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya.

"Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Dudung dalam keterangan tertulis pada Senin (27/9/2021).

Dudung membantah tudingan yang mengaitkan penarikan tiga patung tersebut untuk melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI pada 1965.

Ia juga menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar.

Dudung menegaskan dia dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama yakni tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.

"Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata dia.

Seharusnya, kata dia, Gatot selaku senior di TNI terlebih dulu melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung kepada dirinya selaku Panglima Kostrad.

Dudung juga mengingatkan pentingnya tabayun dalam Islam agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa.

Ia melanjutkan foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 tersebut masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.

"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," kata Dudung.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dudung Minta Pernyataan yang Sebut TNI Disusupi Komunisme Dipertanggungjawabkan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved