460 Ribu Warga Jabar Miskin Ekstrem, Wapres Turun Langsung Siapkan Program sampai Akhir Tahun

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan Pemerintah RI menargetkan kemiskinan ekstrem di Indonesia dapat dientaskan pada 2024.

Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat Rapat Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di Aula Barat Gedung Sate, Rabu (29/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan Pemerintah RI menargetkan kemiskinan ekstrem di Indonesia dapat dientaskan pada 2024. Hal tersebut dikatakannya seusai Rapat Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di Aula Barat Gedung Sate, Rabu (29/9/2021).

"Hari ini saya didampingi Wagub Jabar bertemu lima bupati di Jabar, dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrem, dan tekad menanggulangi kemiskinan. Kemiskinan kita sekarang ini menurut data BPS ada 27 juta lebih, tapi yang kita kategorikan ekstrem itu sekitar 10 juta lebih, 4 persen dari 10 persen kemiskinan," katanya.

Ia mengatakan pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem ini harus mencapai nol persen di akhir 2024. Karena itu, pemerintah sekarang berusaha mempercepat penyelesaian ini.

Baca juga: Dampak Covid-19 Makin Terlihat, Perlu Kebijakan Tepat untuk Pengentasan Kemiskinan di Tengah Pandemi

Untuk 2021, karena tersisa tiga bulan, pemerintah fokus di tujuh provinsi. Di antaranya Jabar, Jateng, Jatim, NTT, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

"Yang di Jabar ada lima kabupaten yang kita harapkan akhir Desember bisa menyelesaikan kemiskinan ekstrem. Ada dua upaya kita dalam penanggulangan itu, satu berupa perlindungan sosial dan kedua pemberdayaan," katanya.

Melalui rapat koordinasi dengan Pemprov Jabar bersama lima kabupaten, pihaknya melakukan sinkronisasi hal yang harus diselesaikan, terutama secara tepat sasaran dan harmonisasi data.

"Anggaran sudah cukup, tinggal kita upayakan tepat sasaran. Ini seringkali jadi masalah yaitu data penerima," katanya.

Pada kesempatan ini, Wapres memimpin rapat kerja bersama Wakil Gubernur Jawa Barat beserta Bupati Cianjur, Bupati Bandung, Bupati Kuningan, Bupati Indramayu, dan Bupati Karawang, yang daerahnya ditetapkan sebagai wilayah prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem di Provinsi Jawa Barat pada 2021 ini.

Sehari sebelumnya, Wapres juga telah memimpin rapat koordinasi secara virtual dengan para gubernur dari 7 provinsi prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem 2021, yakni Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Jawa Timur, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Gubernur Maluku, Gubernur Papua, dan Gubernur Papua Barat beserta 35 bupati dari ketujuh provinsi tersebut.

Baca juga: Kunjungi Bandung, Wapres RI Minta Masyarakat Jangan Lengah Prokes Meski Kasus Menurun

Sebagai informasi, dari lima kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang menjadi prioritas penanganan kemiskinan ekstrem tahun ini, total jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai 460.327 jiwa dengan total jumlah rumah tangga miskin ekstrem sebanyak 107.560 rumah tangga.

Jumlah tersebut terdiri dari Kabupaten Cianjur dengan tingkat kemiskinan ekstrem 4 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 90.480 jiwa; Kabupaten Bandung dengan tingkat kemiskinan ekstrem 2,46 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 93.480 jiwa; Kabupaten Kuningan dengan tingkat kemiskinan ekstrem 6,36 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 69.090 jiwa; Kabupaten Indramayu dengan tingkat kemiskinan ekstrem 6,15 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 106.690 jiwa; serta Kabupaten Karawang dengan tingkat kemiskinan ekstrem 4,51 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 106.780 jiwa.

Wapres mengatakan bahwa anggaran bukan merupakan isu utama, karena anggaran kementerian/lembaga dan pemerintah daerah cukup besar. Namun, menurutnya tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana membuat program-program penanggulangan kemiskinan menjadi konvergen dan terintegrasi untuk menyasar sasaran yang sama.

"Konvergensi ini penting untuk memastikan berbagai program terintegrasi mulai dari saat perencanaan sampai pada saat implementasi di lapangan, sehingga dapat dipastikan diterima oleh masyarakat yang berhak," katanya.

Adapun konvergensi yang dimaksud Wapres adalah upaya untuk memastikan agar seluruh program penanggulangan kemiskinan ekstrem mulai dari tahap perencanaan, penentuan alokasi anggaran, penetapan sasaran, dan pelaksanaan program tertuju pada satu titik atau lokus yang sama baik itu secara wilayah maupun target masyarakat yang berhak.

Wapres juga menyampaikan bahwa dalam mengupayakan penanggulangan kemiskinan ekstrem 2021 yang tinggal tersisa tiga bulan ini, pemerintah telah berkomitmen untuk mempercepat pelaksanaannya. Salah satunya dengan menambah alokasi anggaran yang secara khusus diprioritaskan pada lima kabupaten yang telah ditetapkan tahun ini.

"Tambahan alokasi pendanaan untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem melalui bantuan sosial tunai dalam kerangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebagai respon terhadap dampak pandemi Covid-19 tersebut, akan diberikan kepada lima kabupaten prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem di Provinsi Jawa Barat selama tiga bulan hingga akhir 2021," katanya.

Baca juga: Hari Ini Wapres Maruf Amien Kunjungi Bandung, Tinjau Sentra Vaksinasi di Masjid Al Jabbar

Menurut Wapres, untuk dapat menjangkau sasaran yang tepat, yaitu kelompok masyarakat miskin ekstrem di masing-masing kabupaten prioritas, diperlukan pemutakhiran data kelompok penerima manfaat (KPM) bantuan sosial tunai tersebut.

Mendagri Tito Karnavian mengatakan pengentasan kemiskinan ekstrem sampai akhir tahun ini harus dikeroyok ramai-ramai, dikerjakan bersama, supaya mereka naik ke kelas ekonomi yang lebih baik.

"Dari dua juta itu tersebar di tujuh provinsi. Khusus di Jabar ada lima kota kabupaten yang jadi target untuk dikeroyok rame-rame. Yaitu, Karawang Indramayu, Cianjur, Kuningan dan Kabupaten Bandung. Yang kalau ditotal ada 480 ribu masyarakat yang masuk kelompok miskin ekstrem artinya kurang lebih 25 persen dari angka 25 juta nasional," katanya.

Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengucapkan terima kasih kepada Wapres dan jajaran yang sudah fokus menangani permasalahan di Jawa Barat. Ini sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat kepada Jabar.

"Terutama langsung bertanya masalah kepada kami, program apa yang diinginkan dikerjakan. Karena memang terkadang apa yang diharapkan daerah pusat tak bisa mengabulkan tapi kalau bertanya seperti ini insya Allah ada sinergitas, sehingga keinginan kami di daerah bisa sejalan dengan program pusat," katanya.

Para bupati yang hadir dalam rapat ini, katanya, sudah punya program hebat tinggal didorong daya ungkitnya dari pemerintah pusat agar penanggulangan kemiskinan bisa selesai dan ada progres menggembirakan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved