AC Milan
Profil Theo Hernandez, Si Kereta Ekspres AC Milan, Bek Rasa Striker yang Incar Scudetto Musim Ini
Bek AC Milan Theo Hernandez percaya bahwa timnya memiliki segalanya dalam hal kemampuan mereka untuk menantang gelar Liga Italia musim ini.
Penulis: Hermawan Aksan | Editor: Hermawan Aksan
TRIBUNJABAR.ID - Bek AC Milan Theo Hernandez percaya bahwa timnya memiliki segalanya dalam hal kemampuan mereka untuk menantang gelar Liga Italia musim ini.
AC Milan sempat mengalami kesulitan di 45 menit pertama saat Venezia datang untuk mencoba dan membuat frustrasi.
Venezia tidak harus menerapkan pola parkir bus, tapi mengganggu permainan AC Milan.
Dibutuhkan beberapa perubahan yang menginspirasi untuk membuka kunci tim asuhan Paolo Zanetti.
Baca juga: Profil Alexis Saelemaekers, Gelandang Muda AC Milan asal Belgia, Incar Scudetto, Bukan No 2 atau 3
Theo Hernandez adalah salah satu pemain yang membuat dampak yang sangat positif bagi timnya.
Ia mengarahkan bola Ismael Bennacer kembali ke gawang untuk Brahim Diaz mencetak gol pembuka di pertengahan babak kedua.
Ia kemudian mencetak gol untuk mengakhiri pertandingan.
Pemain Prancis itu diwawancarai oleh Sky Italia di akhir pertandingan dan diminta untuk merenungkan apa yang menjadi pertarungan sulit melawan tim yang baru dipromosikan yang datang dan mencoba membuat segalanya menjadi sulit.
Baca juga: AC Milan Tekuk Venezia 2-0, Naik ke Urutan Kedua, Pioli Puji Tiga Pemainnya: Kami adalah Milan!
“Kami tahu itu adalah pertandingan penting dan melawan Venezia itu tidak akan mudah."
"Kami datang dari serangkaian pertandingan yang sangat sulit."
"Pelatih memberi saya istirahat, saya berusaha melakukan yang terbaik,” katanya seperti dilansir Sempre Milan.
“Kami bekerja setiap hari untuk meningkatkan diri."
"Ini adalah musim di mana kami menemukan diri kami lebih baik."
"Scudetto? Ya, mari berjuang untuk memenangkan Scudetto,” kata pemain berjulukan si kereta ekspres itu.
Profil Theo Hernandez
Pemilik nama lengkap Theo Bernard Francois Hernandez itu adalah pemain kelahiran Marseille, 6 Oktober 1997.
Ia pemain dengan posisi sebagai fullback kiri.
Pemain yang kini berusia 23 tahun itu merupakan jebolan akademi Atletico Madrid.
Ia bersama sang kakak, Lucas Hernandez, sama-sama pernah membela klub yang berjuluk Los Rojiblancos tersebut.
Hernandez bersaudara akhirnya memutuskan untuk hengkang dari Atletico Madrid.
Lucas memilih untuk berseragam Bayern Munchen. Adapun Theo Hernandez pada bursa transfer musim panas 2017 memilih berbaju perang Atletico Madrid.
Namun, nahasnya, kepindahan Theo ke Santiago Bernabeu tidak berhasil manis. Ia bahkan tersisih dan kalah saing dengan Marcelo.
Imbasnya, Los Blancos sempat meminjamkan Theo Hernandez ke Real Sociedad selama satu musim di tahun 2018.
Meksipun Theo memberikan penampilan yang gemilang, El Real tetap memilih Marcelo untuk masuk starting line-up mereka.
Hasilnya, Theo Hernandez yang mendapatkan tawaran dari AC Milan tak ambil pikir panjang untuk menerimanya.
Perlahan tapi pasti, eks pemain Atletico Madrid itu menunjukkan penampilan yang menawan bersama AC Milan.
Dalam sebuah analisis Calciomercato, Theo Hernandez bak kereta ekspres yang kecepatannya sangatlah sulit untuk dihentikan pemain bertahan lawan.
Meskipun sejauh ini pemuda 23 tahun itu belum mendapatkan panggilan Didier Deschamps untuk membela Timnas Prancis, tidak bisa dimungkiri, kualitas yang dimiliki oleh Theo Hernandez menjadi satu di antara yang bek terbaik dunia saat ini.
Memiliki kemampuan menyerang yang sangat baik menjadi nilai lebih bagi eks Real Madrid itu.
Kepindahannya ke AC Milan dari Real Madrid merupakan titik awal bagaimana Theo Hernandez berhasil menemukan sentuhan terbaiknya.
Tidak salah jika beberapa kalangan menyebut bahwa Theo Hernandez ialah pemain bertahan rasa striker.
Bagaimana tidak, musim lalu catatan gol yang dimiliki oleh pemuda 23 tahun itu terbilang banyak.
Berdasarkan data dari laman Transfermarkt, Theo Hernandez mengemas 36 pertandingan dan terlibat dalam 12 gol AC Milan.
Rinciannya, eks Real Sociedad itu mengemas tujuh gol dan dan lima assist.
Torehan tersebut sangatlah apik bagi ukuran pemain bertahan.
Kegemilangan "si kereta ekspres" milik AC Milan itu berlanjut di musim lalu.
Theo Hernandez, yang telah membukukan 33 laga, menorehkan lima gol dan enam assist.
Akan tetapi, di balik kegemilangannya tampil membantu pergerakan menyerang AC Milan, Theo Hernandez bukannya tak punya cacat.
Ia memiliki kecenderungan lemah untuk bertahan.
Beberapa media di Italia pun menyoroti bagaimana ketika seorang Theo Hernandez telah naik membantu penyerangan, ia sering terlambat ketika turun membantu pertahanan.
Sebagai contoh saja ialah pada laga AC Milan kontra Udinese pada pekan ke-20 Liga Italia musim lalu.
Kala itu Rossoneri mampu membungkam Udinese lewat skor 3-2.
Namun, dua gol Udinese yang bersarang ke gawang AC Milan bisa dibilang adalah karena kesalahan Hernandez.
Ia sering meninggalkan posnya sehingga sisi kiri pertahanan Setan Merah berkali-kali bocor.
Gol pertama Udinese berawal dari akselerasi Kevin Lasagna mengejar bola di wilayah yang seharusnya dijaga Hernandez.
Ketiadaan sang bek kiri membuat kiper Gianluigi Donnarumma keluar jauh dari sarangnya untuk mencoba mencegat bola yang dikejar Lasagna.
Donnarumma gagal menguasai bola dan akhirnya Jens Stryger-Larsen bisa menjebol gawang AC Milan.
Gol kedua Udinese juga terjadi gara-gara Hernandez terlambat menutup pergerakan Stryger-Larsen di sisi kiri pertahanan AC Milan.
Ketidakmampuan Hernandez dalam bertahan dengan baik juga terlihat pada pekan ke-15 saat AC Milan menang 3-2 atas Bologna.
Dua gol Bologna lahir karena kesalahan Hernandez.
Hernandez mencetak gol bunuh diri dan membuat Bologna dihadiahi penalti setelah dia melanggar Riccardo Orsolini di kotak terlarang.
Kesimpulannya, ketajaman Hernandez di sisi ofensif jelas harus mendapatkan kredit.
Namun, performa itu tampaknya mengorbankan banyak hal di sisi defensifnya. (*)