Mengenal Tenun Gadod Khas Majalengka yang Terancam Punah, Sudah Ada Hampir Satu Abad

Perajin tenun di Kabupaten Majalengka terancam punah. Kain tenun bernama gadod tersebut berasal dari Desa Nunuk Baru Kecamatan Maja

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar
Emak Maya (80), perajin tenun gadod yang masih tersisa di Desa Nunuk Baru, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA- Keberadaan perajin tenun di Kabupaten Majalengka terancam punah. Kain tenun bernama gadod tersebut berasal dari Desa Nunuk Baru Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

Dalam peringatan Hari Jadi ke-550 Majalengka di acara sakral Nyiramkeun Pusaka Kaluhun Nunuk, perajin tenun gadod dihadirkan di depan Balai Desa setempat, Kamis (23/9/2021).

Ialah Emak Maya (80), perajin satu-satunya kain tenun gadod yang masih tersisa.

Siti Khodijah (21) keponakan dari Emak Maya mengatakan, Tenun Gadod merupakan kain yang dibuat dari bahan kapas.

"Tenun Gadod ini sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang dan sempat mengalami masa keemasannya," ujar Siti saat ditemui di lokasi, Kamis (23/9/2021).

Meski belum ada bukti tertulis mengenai sejarah dari Tenun Gadod ini, ia mengaku cerita tentang kerajinan Tenun Gadod sudah turun temurun.

Baca juga: KABAR BAIK, 10 Kecamatan di Majalengka Sudah Nol Kasus Covid-19

"Memang sebenarnya tidak ada bukti tertulis cuma cerita turun menurun aja. Tapi tenun ini sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang," ucapnya.

Awalnya Tenun Gadod yang berarti kuat dan tebal ini dibuat dengan menggunakan kapas alit alias kapas Jepang.

Namun, karena kapas tersebut sudah tidak lagi ditemukan di Desa Nunuk, perajin kemudian menggunakan kapas honje untuk membuat Tenun Gadod.

Siti menjelaskan proses pembuatan satu buah kain Tenun Gadod dibutuhkan waktu sekitar 7-10 hari.

Pembuatan Tenun Gadod dimulai dari tahap pembuatan benang, pewarnaan hingga menghitung kebutuhan untuk satu kain masih dilakukan secara tradisional.

Cara-cara tradisional itulah yang kemudian menjadi ciri khas Tenun Gadod dan membedakannya dengan tenun-tenun lainnya yang ada. Termasuk menanam sendiri kapas honje sebagai bahan baku Tenun Gadod. 

"Seluruh proses pembuatan kain tenun dilakukan tradisional," jelas dia.

Minimnya minat generasi penerus menjadi alasan kuat kerajinan tenun gadod terancam punah. Hanya Emak Maya, Siti Khodijah dan satu orang lain yang masih bertahan eksis membuat tenun gadod.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved