Kepala SMK Swasta di Subang Jadi Saksi Kasus Amalia, Yayasan yang Didirikan Yosef Kini Vakum

Yayasan Bina Prestasi Nasional di Subang yang dipimpin Yoris (34) sampai saat ini masih vakum seusai kematian Tuti Suhartini (55) serta Amalia Mustika

Penulis: Dwiky Maulana Vellayati | Editor: Mega Nugraha
Yoris, kakak Amalia menahan tangis saat doa bersama di Subang 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Subang, Dwiky Maulana Vellayati.

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Yayasan Bina Prestasi Nasional di Subang yang dipimpin Yoris (34) sampai saat ini masih vakum seusai kematian Tuti Suhartini (55) serta Amalia Mustika Ratu (23).

"Belum, belum ada aktivitas apapun sementara istirahat dulu gak ada rencana untuk dibuka kembali," kata Yoris di Subang, Jumat (17/9/2021). Yayasan tersebut menaungi sebuah SMK swasta di Kabupaten Subang.

Tuti dan Amalia merupakan korban perampasan nyawa pada 18 Agustus 2021. Hingga Jumat (17/9/2021), tepat 30 hari setelah hari kejadian, pelaku perampasan nyawa anak dan ibu itu belum terungkap. Yoris merupakan anak dari Tuti dan kakak dari Amalia.

Dua mayat perempuan itu ditemukan di bagasi mobil yang terparkir di halaman rumah di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang. Saat ditemukan, barang berharga seperti mobil, perhiasan hingga uang puluhan juta tidak diambil pelaku.

Yoris sendiri merupakan ketua dari Yayasan Bina Prestasi Nasional tersebut. Untuk mengungkap kasus kematian Amalia dan Tuti, kepala SMK swasta yang dinaungi Yayasan Bina Prestasi Nasional jadi saksi.

Baca juga: Soal Tahta di Kasus Subang, Cerita Yoris Soal Peran Penting Amalia dan Tuti di Yayasan

"Kepala sekolahnya juga kan sempat jadi saksi, jadi untuk sementara ditutup dulu aja," katanya.

Menurut Yoris, dirinya juga belum ada rencana untuk kembali membuka aktivitas dari yayasan itu. Pasalnya, dirinya sampai dengan saat ini masih fokus kepada proses penyelidikan kasus matinya kedua orang tersayang itu.

"Saya masih fokus ya nanti lah kalo udah selesai semua dari kasus ini, siswa-siswinya juga masih belajar di rumah," ucap Yoris.

Yoris mengatakan, keuangan yayasan sangat berkembang pesat sejak dipegang oleh ibu serta adiknya. Sebelumnya, keuangan dipegang pihak lain.

"Keuangan yayasan dapat stabil saat mamah sama Amalia yang pegang, sebelumnya gaji guru 4 bulan sekali, sedangkan saat waktu di atur sama mamah bisa satu bulan sekali," kata Yosef di Subang, Jumat (17/9/2021).

Bahkan, dengan prestasi dari Amalia di yayasan maupun di luar yayasan, Yoris sempat menawarkan kepada Amalia untuk melanjutkan sekolah atau membeli mobil. Kata Yoris, sontak Amalia pun menjawab ingin mobil namun dengan cara kredit atau tidak cash.

"Saya kasih karena prestasinya Amalia aja, saya awalnya menawarkan Amalia untuk kuliah apa mobil, terus kata Amalia pengen kredit mobil aja, itu mobil kredit baru," ucapnya.

Yayasan itu didirikan oleh Yosef. Saat ini, Yoris menjabat sebagai ketua yayasan dan Amalia sebagai bendahara.

Tahta dan Asmara

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved