Kisah Nur Afaf Gadis Cilik Penjual Tutut di Purwakarta yang Berdagang Setelah Ngerjain Tugas Sekolah
Nur Afaf (9) seorang anak kelas 3 sekolah dasar yang tengah berjualan tutut (keong sawah) di sekitar Alun-Alun Purwakarta, juga menjual titipan
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Nur Afaf (9) seorang anak kelas 3 sekolah dasar yang tengah berjualan tutut (keong sawah) di sekitar Alun-Alun Purwakarta, juga menjual titipan cemilan dari tetangganya.
Afaf bersama adik sepupunya sedang berteduh di salah satu emperan toko di Jalan Dr. Mr. Kususmaatmadja dekat Alun-Alun Purwakarta, hujan memang yang mengguyur wilayah Purwakarta kala itu memang cukul deras.
Sesekali Afaf dan sepupunya saling berpelukan sembari melindungi keranjang dagangannya untuk sekadar menghangatkan tubuh mereka.
"Aku jualan sayur tutut A, cemilan juga ada," ujar Afaf ketika dihampiri Tribunjabar.id di tempat berteduhnya, Selasa (14/9/2021).
Raut wajah lelah terpancar dari sorot matanya.
"Kalau tutut ini Rp 7 ribu, kalau cemilan ada yang Rp 20 ribu, ada yang Rp 15 ribu," kata Afaf menawarkan barang dagangannya.
Ketika ditanyai soal aktivitas kesehariannya, ia menjelaskan dirinya berjualan dua kali dalam sehari.
"Kalau berangkat jam 8 pagi pulang jam 12 siang, makan dulu sambil ngerjain tugas sekolah di rumah terus berangkat lagi jam 2 sore pulang jam 5 sore," paparnya.
Jika masa pandemi seperti kebanyakan anak lain belajar melalui daring, namun tidak bagi Afaf, ia memilih mengerjakan tugas langsung yang diberikan oleh gurunya.
"Saya kelas 4 sekolah di SDN 3 Impres, kalau sekolah mah belum masuk, biasanya cuma ngasih tugas yang dikasih guru, pulang dagang nanti dikerjain terus dikumpulin," kata dia.
Tutut yang dijual Afaf juga tutut yang ia cari di sawah seusai pulang berjualan, dalam satu hari ia bisa mendapat satu ember kecil tutut untuk dimasak sang ibu.
"Tututnya saya yang nyari di sawah, yang masak mamah. Paling sehari bawa 15 bungkus, yang laku biasanya 10 bungkus," katanya.
Dengan uang Rp 70 ribu dari hasil penjualan 10 bungkus tutut Afaf bersama sang sepupu sudah cukup senang, ia bisa mendapat uang jajan Rp 20 ribu dari untung berjualan tutut.
"Kalau laku 10 bungkus aku dapat Rp 20 ribu, yang Rp 5 ribu buat jajan, sisanya buat keperluan tugas sekolah," ucapnya.
Afaf mengatakan ibunya juga pedagang, sang ibu berjualan kupat sayur mangkal di depan rumahnya di Kaum Kaler, Kelurahan Nagri Kaler Kabupaten Purwakarta. (*)