Jagaraksa Porang Cianjur Pakai Teknik Manual dan Super Intensif Tanam Porang, Hasilnya Lebih Banyak
Petani porang Cianjur mengembangkan tanaman porang dengan dua teknik yakni manual total dan super intensif dalam persiapan lahan dan bibit yang ditana
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Petani porang Cianjur mengembangkan tanaman porang dengan dua teknik yakni manual total dan super intensif dalam persiapan lahan dan bibit yang akan ditanam.
Persiapan lahan manual dengan menggunakan hampir 80 persen tenaga manusia dalam persiapan lahan dan bibit yang digunakan dari umbi.
Secara umum super intensif menggunakan mesin dalam persiapan lahan dan pemilihan bibit dari katak atau bagian buah porang dengan pengadaan sprinkle atau air semprot untuk menjaga kelembaban tanah.
Dalam hal agen hayati seperti jamur dan bakteri untuk menyuburkan tanah hampir sama dilakukan antara manual dan super intensif.
Bagian budidaya dan marketing Jagaraksa Porang Cianjur, Uci Sanusi, mengatakan pihaknya saat ini menyiapkan lahan seluas enam hektare di tiga kecamatan berbeda.
Pertama seluas dua hektare di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, di lokasi ini bibit dipersiapkan dari umbi dengan teknik manual.
"Lokasi kedua berada di perbatasan Sukanagara dan Kadupandak, di tempat tersebut dipersiapkan lahan untuk teknik super intensif, luas lahannya hampir sama," kata Uci, ditemui di kebun Kampung Pasir Monyet, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaluyu, Minggu (12/9/2021).
Uci mengatakan, tempat ketiga berada di Cintaasih Kecamatan Gekbrong, di lokasi ini persiapan lahan hampir sama dengan di Sukaluyu menggunakan teknik persiapan lahan manual dan bibit dari umbi.
Uci mengatakan, perbedaan dari penanaman menggunakan umbi dan dari katak atau buah Porang akan sedikit berbeda.
"Dari umbi biasanya menghasilkan 4 kilo dari umbi yang ditanam satu kilo," katanya.

Kalau melalui teknik super intensif, hasil yang didapat bisa lebih. Namun kedua teknik ini direncanakan sama untuk satu musim saja.
"Rencananya penanaman juga sama bulan Oktober di mana intensitas hujan sudah cukup banyak," kata Uci.
Uci mengatakan, beberapa komunitas Porang Cianjur juga melakukan hal sama dengan menanam Porang di bulan Oktober.
"Beberapa pelatihan melalui daring terus dilakukan namun terbatas, hal tersebut dilakukan agar penanaman hingga pemeliharaan sesuai," kata Uci. (*)
Baca juga: Harga Chip Porang Anjlok, Bandar di Ciamis Sementara Berhenti Tampung Umbi Porang dari Petani