Inilah Rumah Jenderal Ahmad Yani, Jadi 'Saksi Bisu' G30S/PKI, Ada Ruangan yang Tak Boleh Difoto
Saat ini, rumah Jenderal Ahmad Yani dijadikan museum. Nama museum itu adalah Museum Sasmitaloka Ahmad Yani.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Di kamar tersebut ada sisa peluru milik personel Tjakrabirawa.

Senapan LE Cal 7,62 pabrikan Cekoslovakia yang digunakan untuk menembak Letjen S Parman dan senapan Owengun yang dipakai untuk mengakhiri hidup DN Aidit beserta tokoh-tokoh tertinggi PKI juga tersimpan di sana.
Senjata itu tersimpan di satu bufet kaca.
Baca juga: Ini Daftar Hari Penting September 2021, dari Peringatan G30S hingga Hari Olahraga Nasional
Di dalam bufet kaca tersebut, ada pula pakaian milik Jenderal Yani, yaitu kemeja putih dan piyama.
Kemudian, uang lama senilah Rp 123 ribu yang merupakan gaji terakhir Jenderal Ahmad Yani yang belum diserahkan kepada istrinya, juga tersimpan.
Namun, pengunjung tak diperbolehkan untuk memotret di dalam kamar tersebut dengan alasan privasi.

Barang-barang lain yang tersimpan museum tersebut di antaranya adalah barang-barang cenderamata dari beberapa daerah di Indonesia maupun luar negeri, foto keluarga, tongkat komando, pakaian, cincin, kacamata, lencana, hingga keris.
Sebelum pandemi, Museum Sasmitaloka Ahmad Yani buka setiap Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-14.00 WIB.
Pengunjung bisa masuk ke museum itu tanpa dipungut biaya.
Baca juga: Teka-teki Dalang G30S Kenapa Soeharto Tak Dibunuh PKI? Abdul Latief Ungkap Fakta dan Kesaksiannya