Dibangunkan untuk Salat Subuh, Nelayan di Sukabumi Ternyata Sudah Meninggal di Atas Kapal
Kasatpolair Polres Sukabumi, AKP Tri Andri Affandi, mengatakan korban meninggal dunia sekitar pukul 04.00 saat dibangunkan rekannya untuk salat Subuh
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI- Ijar Suherli (66), warga Kampung Cipatuguran RT 03/21, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia di Kapal Rumpon saat melaut, Senin (6/9/2021).
Kasatpolair Polres Sukabumi, AKP Tri Andri Affandi, mengatakan korban meninggal dunia sekitar pukul 04.00 WIB saat dibangunkan rekannya untuk salat Subuh.
"Jadi saya dapat informasi nelayan itu ke laut untuk mencari ikan dua hari kemarin, terus tadi malam dia tidur dibangunkan itu tidak bangun, jadi meninggal di atas kapal," ujarnya di kamar jenazah RSUD Palabuhanratu.
"Kurang lebih jam 4 waktu untuk subuh saat di atas kapal ternyata tidak bangun, pagi tadi dibawa ke rumah sakit dan selanjutnya untuk diserahkan ke pihak keluarga."
Menurutnya, korban melaut bersama anaknya ke perairan di wilayah Jampang. Ia mengatakan, korban memiliki riwayat sakit jantung.
Baca juga: Terombang-ambing di Laut Kalimantan, Nelayan Asal Indramayu Diselamatkan Nelayan dari Belitung Timur
"Informasi dari pihak keluarga memang korban ini punya riwayat penyakit jantung, sudah beberapa kali berobat, usianya lanjut," jelasnya.
Sempat Dilarang Anak
Tiga lalu, saat hendak berangkat melaut, korban sempat dilarang oleh Iwan Setiawan (46), anaknya yang mengantarkan ke dermaga.
"Sebenarnya gini waktu saya mengantar ke dermaga juga saya penginnya dibawa pulang lagi, cuma dia maksa," kata Iwan.
Iwan mengatakan, korban sempat menjalani perawatan pada enam bulan lalu karena memiliki penyakit darah tinggi dan sakit jantung. Tiga hari lalu korban berangkat melaut karena bosan di darat tidak ada kegiatan.
"Kalau waktu dirawat mah emang dia darahnya tinggi waktu enam, lima bulan ke belakang. Dia kan udah biasa di laut, jadi kalau di darat itu gak ada kegiatan, dia paling ke laut ke laut, dia dari kecil, dia mah gak sampai sekolah, kelas dua sudah melaut.
"Dulu dia jaring deket-deket, ke sininya dia bawa kapal besar juga model diesel, terus ganti sama rumpon. Dulu mah dia tekong, berhubung dia udah tua udah enggak. Kondisi terakhir sehat," katanya.