SOSOK Kolonel Cahyo Permono Kekasih Joy Tobing, Salah Satu Penerbang Terbaik TNI AD, Ini Prestasinya
Joy Tobing tengah berbahagia. Penyanyi jebolan Indonesian Idol ini sebentar lagi akan dipersunting seorang perwira TNI bernama Kolonel Cahyo Permono.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Joy Tobing tengah berbahagia. Penyanyi jebolan Indonesian Idol ini sebentar lagi akan dipersunting seorang pria.
Bukan pria dari kalangan artis, melainkan seorang perwira TNI bernama Kolonel Cahyo Permono.
Dihimpun Tribunjabar.id dari Tribunnews.com, pria yang berpangkat sebagai Kolonel Cpn dalam korps penerbangan ini bertugas di Pusat Penerbangan TNI AD.
Beberapa waktu lalu, Kolonel Cahyo telah melaksanakan serah terima jabatan di Aula Puspenerbad Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
"Sebanyak enam orang Pamen golongan IV yang melaksanakan sertijab di antaranya Kabengpuspenerbad dari Cpl Candi Eko Prasetyo kepada Kolonel Cahyo Permono," begitu bunyi tulisan di laman tniad.mil.id pada Selasa, 31 Agustus 2021.
Kemampuannya sebagai perwira tak perlu diragukan lagi, ia disebut-sebut sebagai salah satu penerbang terbaik yang dimiliki TNI AD.
Cahyo memang dipercaya sebagai pilot helikopter Apache, salah satu kendaraan tempur andalan milik TNI AD.
Momen saat Cahyo menjelaskan secara rinci kecanggihan Helikopter Apache AH-64 terjadi pada 2018.
Kala itu, ia masih menjabat sebagai Komandan Skadron-11/Serbu dengan pangkat Letkol.
Baca juga: Dilamar Kolonel TNI AD Tak Sembarangan, Kini Joy Tobing Punya Sebutan Baru dari Annisa Yudhoyono
Saat itu, ada deretan Helikopter Apache AH-64 milik TNI Angkatan Darat (TNI-AD) yang terparkir di hanggar Skadron-11/Serbu, Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Pusdik Penerbad), Semarang, Jawa Tengah.
Ada delapan Helikopter Apache AH-64 milik TNI Angkatan Darat (TNI-AD) merupakan heli tercanggih di dunia itu.
Butuh dua orang untuk mengoperasikan helikopter Apache tersebut.
Seorang pilot helikopter itu harus menempuh pendidikan cukup lama karena kecanggihan dari alat transportasi udara tersebut.
TNI AD saat itu mengirim 20 penerbang terbaiknya ke Amerika dan dilatih di US Army Flight School, lalu menjalani masa pendidikan sekitar 8-10 bulan.
Dengan jumlah heli yang dimiliki Indonesia sebanyak delapan unit, maka dibutuhkan 16 pilot untuk mengawaki kendaraan tersebut. (Tribunjabar.id)
