Dampak Varian Covid Delta, Pertumbuhan Ekonomi di Amerika Serikat Bermasalah

Bukan hanya Indonesia, tapi keadaan ekonomi Amerika Serikat juga bermasalah, bahkan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi di bulan Agustus kemarin.

Penulis: Magang Tribunjabar | Editor: Mega Nugraha
AFP / SCOTT OLSON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA via Kompas.com
Mantan Wapres AS Joe Biden 

TRIBUNJABAR.ID – Bukan hanya Indonesia, tapi keadaan ekonomi Amerika Serikat juga bermasalah, bahkan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi di bulan Agustus kemarin.

Dikutip dari BBC, Amerika Serikat telah menambahkan lowongan pekerjaan lebih sedikit dari yang diharapkan pada bulan Agustus, padahal permintaan para pencari kerja naik sebesar 235.000.

Angka itu jauh di bawah 1,05 juta lowongan pekerjaan yang diciptakan pada bulan Juli. Hal itu menambah kekhawatiran pemerintah akan pemulihan dari pandemi ini.

Meskipun tingkat perekrutan pekerja mengecewakan, tingkat pengangguran turun menjadi 5,2% pada Agustus, dari sebelumnya 5,4% pada bulan Juli.

Pemerintah AS mengatakan hal ini terjadi akibat dari adanya varian Delta yang telah menekan pengeluaran untuk perjalanan, pariwisata, dan perhotelan.

Untung saja catatan dari data Departemen Tenaga Kerja yang dikumpulkan pada minggu kedua Agustus, tidak menunjukkan dampak badai Ida dan Henri.

Baca juga: Sudah Coba Berbagai Cara, tapi Ketombe Tak Kunjung Hilang? Coba Pakai Cuka Apel

Tanggapan Presiden Biden

Mendengar hal itu Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku kecewa, tetapi ia tetap membela diri melalui catatan ekonomi.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat tumbuh secara konsisten.

"Total penciptaan lapangan kerja dalam tujuh bulan pertama pemerintahan saya hampir dua kali lipat, dua kali lipat dari tahun pertama Presiden sebelumnya," kata Biden.

"Sementara itu saya tahu beberapa dari kalian ingin melihat jumlah yang lebih besar dari hari ini, dan saya juga. Apa yang telah kita lihat tahun ini terus bertumbuh, penciptaan lapangan kerja dari bulan ke bulan."

Muncul tanggapan berbeda lainnya

Dilansir dari BBC, Seema Shah, Principal Global Investors, menyebut angka-angka itu merupakan "kehilangan besar" yang "meneriakkan gangguan akibat varian Delta".

Dia menambahkan bahwa Federal Reserve mungkin harus memikirkan kembali rencananya untuk mulai menarik stimulus bagi ekonomi AS tahun ini.

"Penggajian tidak hanya naik kurang dari sepertiga dari apa yang diharapkan, tingkat partisipasi dari pasar tenaga kerja tidak berubah telah menunjukkan bahwa pasokan tenaga kerja masih berjuang untuk pulih dari dampak Covid.”

Lebih lanjut, Seema Shah berkata, "The Fed telah menggantungkan topinya pada asumsi bahwa orang-orang mulai kembali bekerja, dan sayangnya angka hari ini akan mengecewakan mereka."

Ini kata Biro Statistik tenaga kerja AS

Menurut Biro Statistik tenaga kerja AS, ada kenaikan penting penciptaan lapangan pekerjaan pada bulan Agustus di layanan profesional dan bisnis, transportasi, pendidikan swasta, dan manufaktur.

Namun, lapangan kerja di ritel dan perhotelan mengalami penurunan, setelah meningkat rata-rata 350.000 per-bulan selama enam bulan sebelumnya.

Sementara jumlah orang yang menganggur turun menjadi 8,4 juta, itu tetap jauh di atas tingkat pra-pandemi 5,7 juta yang terlihat pada Februari 2020.

Joe Little, kepala strategi global di HSBC Asset Management, mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan gaji rata-rata di AS sekitar 700.000 per-bulan selama tiga bulan terakhir.

Penghasilan rata-rata juga melonjak pada Agustus, menunjukkan bahwa pengusaha mencoba untuk menarik pekerja kembali ke lapangan.

Permintaan terhadap lapangan pekerjaan tetap tinggi

"Rekor tingkat penciptaan lapangan pekerjaan tinggi berarti permintaan tenaga kerja tetap tinggi," kata Joe Little.

"Saat kita memasuki musim gugur, kekurangan tenaga kerja akan berkurang dengan berakhirnya pembayaran asuransi pengangguran tambahan, belum lagi ditambah peningkatan akses ke penitipan anak ketika anak-anak kembali bersekolah."

Tetapi Little kembali mengatakan jika gelombang baru infeksi Covid dapat menghalangi beberapa orang untuk bergabung kembali bekerja, dan itu merupakan risiko yang penting untuk dipantau.

Ekonomi AS mengalami kontraksi tajam tahun lalu selama masa kebijakan lockdown, tetapi telah pulih dengan cukup cepat pada awal tahun 2021.

Namun, seperti kebanyakan masalah ekonomi di berbagai negara, Amerika Serikat juga menghadapi masalah rantai pasokan yang menyeret pertumbuhan manufaktur.

Inflasi juga melonjak ketika sektor ekonomi dibuka kembali, meskipun Federal Reserve yakin kenaikan itu akan bersifat sementara. (BBC/Tiara)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved