Tak Hanya Bikin Enjoy, Jenderal Kopi Buwas Tawarkan Kopi 'Ganja' Sambil Nikmati Rengginang Lasem
Kafe Jenderal Kopi Nusantara Buwas ini mencoba menghadirkan inovasi di tengah pandemi ini, salah satunya melalui inovasi menu dan kemasannya ciamik
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Berdiri sejak Desember 2020 atau tepatnya di masa pandemi tak membuat Kafe Jenderal Kopi Nusantara Buwas yang berada di Jalan LLRE Martadinata (Jalan Riau) sepi pengunjung.
Justru, kafe ini menjadi pilihan bagi pengunjung baik Bandung maupun luar Bandung untuk menikmati makanan, minuman, dan suasana nyaman.
Sempat sepi pengunjung lantaran aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang tak memperbolehkan makan di tempat, tak membuat kafe ini lantas putus semangat dan menyerah.
Tetapi, kafe ini mencoba menghadirkan inovasi di tengah pandemi ini, salah satunya melalui inovasi menu dan kemasannya yang ciamik.
Owner Jenderal Kopi Nusantara Buwas, FX Edbert Luhur mengaku kafenya ini miliki banyak menu andalan yang menjadi favorit pengunjung, seperti Kopi Ganja (Gayo dan Jawa), Rengginang Lasem, hingga Sate Padang.
"Rengginang Lasem ini salahsatu menu awal dari opening karena pasar Indonesia orang-orangnya kangen makanan indonesia, maka kami inovasi di atas rengginang itu ada otak-otak ikan tuna yang telah dicacah. Dan Lasem itu nama daerah di Jawa Tengah penghasil rengginang, jadi kami coba hargai daerah itu," katanya di lokasi, Kamis (2/9/2021).
Banyak pengunjung yang awalnya merasa bingung untuk cara makan Renggening Lasem ini, apakah menggunakan tangan atau sendok. Tetapi, Edbert mengakui bahwa menu rengginang lasem ini menjadi terfavorit pengunjung. Untuk satu menu rengginang lasem dihargai Rp 35 ribu.
Menu lainnya yang menjadi favorit pengunjung di Kafe Jenderal Kopi ini, katanya, Sate Padang. Edbert menjelaskan perbedaan Sate Padang di tempatnya dengan tempat lain ialah dari segi kualitas daging yang dipakai.
"Kalau sate itu yang dinikmatinya kan dagingnya. Dan kami cari daging dari suplier yang paling bagus kualitasnya. Sate Padang kami gunakan lidah sapi. Memang Sate Padang yang enak itu banyak. Tapi, kami lebih perhatikan kualitas dibanding kuantitas," ujarnya seraya menyebut per porsinya senilai Rp 85 ribu.

Konsep yang ditawarkan Jenderal Kopi Nusantara Buwas ini, Edbert menyebut awalnya western dan nusantara. Sebab, internal Jenderal Kopi sangat menyukai kuliner dan akhirnya mencoba mengambil resep dari buku resepnya Soekarno terkait makanan nusantara seorginal mungkin.
"Tapi, tetap kami ada makanan western-nya namun coba kami kombinasikan dengan resep sendiri. Untuk harga-harga di Kafe Jenderal Kopi, kami lebih kepada kualitas bahan-bahannya, sebab kami hanya sajikan yang paling terbaik, sebab banyak pengunjung yang memang sudah sadar akan kualitas makanan," katanya.
Awal berdirinya Jenderal Kopi Nusantara Buwas ini, dia menceritakan berawal dari kecintaan Buwas (Budi Waseso) terhadap kopi. Sempat menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Jenderal bintang tiga ini mencoba memberikan solusi di Aceh Gayo yang banyak ladang ganjanya. Lalu, oleh Buwas diganti menjadi ladang kopi.
"Petani di sana pun mempertanyakan bagaimana ini hasil panen kopinya. Dan akhirnya pak Buwas berinisiatif membeli semuanya dan membuka sebuah tempat yang menjual kuliner dengan di dalamnya ada kopi khas Gayo yang dicampur kopi Jawa, jadilah Kopi Ganja," katanya seraya menyebut Kopi Ganja berada di kisaran Rp 40 ribu.