Pria Ngaku Jenderal Ribut dengan Warga di Garut, Sesumbar Bisa Pecat Bupati, TNI AU Cek Kebenarannya
Pria mengaku berpangkat jenderal bintang dua ribut dengan warga di Kabupaten Garut. Sesumbar bisa pecat kades, bupati, hingga gubernur.
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Pria mengaku berpangkat jenderal bintang dua ribut dengan warga di Kabupaten Garut.
Ribut-ribut yang bermula dari urusan patok besi ini pun berujung pelaporkan ke Polda Jabar.
Sosok pria mengaku jenderal bintang dua itu akhirnya dihajar warga karena seumbar bisa memecat kades, bupati, hingga gubernur setelah emosi urusan patok besi.
Pria mengaku jenderal bintang dua itu juga mengancam warga dengan senjata tajam.
Atas insiden ini, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos, semalam berusaha mengecek fakta kebenarannya.
Belum ada keterangan lengkap karena pihaknya sedang mengecek informasi tersebut.
"Mohon waktu, saya cek ke jajaran terkait," ujarnya kepada Tribun.
Baca juga: Surat Kades di Garut Kronologi Warganya Diduga Aniaya Jenderal Bintang 2 Gara-gara Patok Besi
Lapor ke Polda Jabar
Gara-gara patok pembatas jalan, YIS, pria yang mengaku anggota TNI berpangkat jenderal bintang dua dipukul warga di Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
Tak terima dengan perlakuan itu YIS melaporkannya ke polisi. Kasusnya kini dalam penanganan Polda Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago mengatakan laporan dugaan penganiayaan ini mereka terima dari YIS, Sabtu (21/8) sore.
"Sejauh ini masih didalami di Ditreskrimum, laporannya soal penganiayaan," ujar Erdi kepada Tribun saat dihubungi melalui telepon, Minggu (22/8).
Erdi mengatakan karena laporannya sudah diterima, laporan ini tentu mereka tindaklanjuti. "Akan diproses. Nanti akan klarifikasi dulu pada beberapa saksi yang ada saat kejadian," ujarnya.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribun, kemarin, Kepala Desa Sukalaksana, Oban Sobana, mengatakan peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan warganya ini berawal dari keributan yang terjadi di pertigaan Jalan Waluran Lebak, Kamis (19/8).
Saat itu, seorang pengendara berinisial YIS, yang mengaku seorang jenderal memaksa warga yang ada di lokasi untuk membongkar patok besi pinggir jalan yang berfungsi membatasi masuknya truk ke jalan utama desa. Namun portal sebenarnya masih bisa dilewati oleh berbagai jenis kendaraan, bahkan truk engkel pengangkut sayuran.
Ketika warga menolak untuk membongkar dan mempertanyakan apakah sudah ada izin dari pemerintahan desa untuk membongkar patok tersebut, kata Oban, pria yang mengaku jenderal itu marah dan mengancam warga sambil mengacungkan golok dan meminta warga menghadirkan kepala desa.
"Karena katanya, 'jangankan kepala desa, bupati, atau gubernur sekalipun bisa ia berhentikan dari jabatannya saat itu juga'," kata Oban menirukan perkataan YIS saat itu.
Karena merasa takut akhirnya warga yang ada di sana pun menuruti perintah YIS. YIS, kata Oban, kemudian membawa patok besi itu menggunakan mobilnya menuju Kampung Sangiang Lawang, Desa Parakan.
Oban mengatakan, kejadian tersebut rupanya menyulut emosi warga. Akhirnya sekitar 150 orang warga berangkat menyusul YIS untuk mempertanyakan sikap dan tindakannya mengancam warga dan membongkar patok.
"Namun, kedatangan warga tersebut disambut dengan kata-kata mencemooh, dengan mempertanyakan mau apa pada datang, 'apakah untuk melakukan tindakan kriminal', sambil mengacungkan kembali golok yang dipegangnya," kata Oban.
Inilah, kata Oban, yang kemudian semakin memicu kemarahan warga sehingga terpancing emosinya dan melakukan tindakan pemukulan. YIS kemudian diselamatkan oleh dua aparatur Desa Sukalaksana yang datang bersama petugas dari Polsek Samarang.
Baca juga: Polda Jabar Terima Pengaduan Pria Ngaku Jenderal Bintang 2 yang Diduga Alami Penganiayaan di Garut
Setelah dimediasi oleh perangkat desa dan Polsek Samarang, kata Oban, YIS dan warga akhirnya bisa saling memaafkan. Namun, pada malam harinya, YIS ternyata pulang ke Bandung dan membuat pengaduan penganiayaan ke Polda Jabar.
"Untuk itu, saya sebagai kepala desa dan mewakili seluruh warga, sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak terkait, yang mampu melihat situasi serta kondisi yang dihadapi dengan lebih jernih, adil, serta bijaksana," ujarnya.
Ia juga berharap persoalan ini dapat selesai dengan baik. "Kami mengharapkan keadilan dapat ditegakkan dengan seadil-adilnya, sehingga masyarakat akan mendapatkan rasa aman dan terlindungi dalam segala kondisi yang dihadapi," ujarnya.
Hingga semalam, belum ada komentar dari YIS terkait dugaan penganiayaan yang ia laporkan ke Polda Jabar ini.