Oknum Polantas Ngamuk di ICU RS Bawa Senapan Laras Panjang, Mertua Meninggal Positif Covid-19

Oknum polisi lalu lintas atau Polantas Saltantas Polres Nunukan di Kalimantan Utara nekat membawa senapan laras panjang dan ngamuk di RSUD Nunukan

Editor: Mega Nugraha
Kompas.com/Ahmad Dzulviqor/HO/Asrin/TribunKaltara
Pintu masuk RSUD Nunukan Kaltara yang pecah, diduga akibat imbas dari amukan oknum Brimob. Oknum tersebut menganggap mertuanya dicovidkan sementara keluarga meyakini kematian akibat serangan jantung 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Oknum anggota polisi lalu lintas atau Polantas Saltantas Polres Nunukan di Kalimantan Utara nekat membawa senapan laras panjang dan ngamuk di RSUD Nunukan, Minggu (15/8/2021).

Polantas ngamuk bawa senapan laras panjang itu datang ke ICU RSUD Nunukan. Sejumlah perawat berlarian dan pasien ketakutan.

Latar belakang polantas ngamuk bawa senapan laras panjang ke ICU RSUD Nunukan itu karena mertuanya meninggal setelah dinyatakan Covid-19. Namun sang polantas ngamuk menduga mertuanya dicovidkan.

Humas RSUD Nunukan, Khairilm menerangkan, mertua polantas ngamuk itu datang pada 7 Agustus dengan memiliki penyakit penyerta seperti gangguan paru-paru, jantung dan diabetes.

"Semua pasien suspek kalau masuk RSUD Nunukan pasti dirawat dulu di ruangan Cempaka, begitu kondisi pasien mulai memburuk, kita tes swab PCR," kata Khairil.

Pada 14 Agustus 2021, rumah sakit melakukan tes swab PCR pada mertua polantas. Hasilnya, mertuanya itu positif tertular virus corona.

Baca juga: Profil Kolonel Pnb Putu Sucahyadi Alumni Akmil AU 1999, Danup Upacara 17 Agustus di Istana Merdeka

"Saat keluar hasil tes swab PCR positif, pasien kami pindahkan ke Pinere. Dua hari di Pinere, 15 Agustus malam pasien meninggal dunia," katanya.

Ia menerangkan, saat datang ke ICU dengan membawa senapan laras panjang, sang polantas mencari dokter yang merawat mertuanya.

"Oknum aparat itu masuk ke ruang ICU Covid-19 dengan larang panjang, sempat teriak-teriak cari dokter yang menangani pasien itu. Saat itu pasien di ICU lagi banyak dan kondisi mereka lagi buruk. Jadi dokter dan perawat yang ada di dalam ruangan tidak menjawab, karena sibuk urus pasien," papar Khairil.

Saat itu, para perawat langsung meminta pertolongan pada petugas keamanan untuk membawa keluar polantas tersebut karena membahayakan banyak orang. Dia bahkan sempat menendang pintu kaca sehingga berantakan.

"Pengamanan di RSUD kita dibantu juga dengan aparat dari Kodim 0911/Nunukan. Oknum itu diamankan dan dibawa keluar dari RSUD," jelas Khairil, dilansir Kompas.com.

Khairil membantah mertunya dicovid-kan sebelum akhirnya meninggal. Hasil positif itu ditentukan berdasarkan laboratorium.

"Masalah hasil swab PCR positif atau negatif bukan keputusan rumah sakit. Tapi yang menentukan adalah hasil lab, di tengah pandemi seperti ini, siapa yang mau kita percaya kalau bukan hasil lab," ujarnya.

Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar meminta maaf kepada masyarakat atas ulah oknum anggotanya itu.

"Permasalahan dengan rumah sakit sudah selesai. Namun, oknum tetap menjalani proses disiplin di Seksi Propram Polres," ungkap AKBP Syaiful Anwar.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Oknum Polisi Ngamuk di RSUD Nunukan, Bawa Senapan, Teriak-teriak Cari Dokter yang Tangani Mertuanya,

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved