PPKM Diperpanjang, Rumah Makan Belum Beroperasi, Harga Tomat dan Cabai Pun Anjlok
Dengan tingkat harga Rp 7.000-Rp 8.000/kg di petani, menurut Asep, harga tomat di pasar eceran normalnya di kisaran Rp 10.000/kg.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Harga tomat di tingkat petani di sentra sayur-mayur di Sukamantri dan Kawali, Ciamis, yang pekan pertama Agustus lalu sempat menyentuh angka Rp 12.000-Rp 13.000/kg, empat hari terakhir sudah turun ke angka Rp 7.000-Rp 8.000/kg.
“Harga tomat di pekan kedua Agustus ini turun drastis ke angka Rp 7.000-Rp 8.000/kg. Padahal pekan pertama Agustus masih cukup tinggi. Sempat menyentuh angka Rp 12.000-Rp 13.000/kg,” ujar Asep Halim (52), petani sayur-mayur, warga Kawali Mukti, Ciamis, kepada Tribun Jabar, Kamis (12/8/2021).
Dengan tingkat harga Rp 7.000-Rp 8.000/kg di petani, menurut Asep, harga tomat di pasar eceran normalnya di kisaran Rp 10.000/kg.
Terjun bebasnya harga tomat tersebut, menurut Asep, terutama terjadi akibat sentra sayur-mayur di Jawa Barat seperti Bogor, Cianjur, Sukabumi, dan Garut mulai panen tomat.
Terjadi peningkatan pasokan tomat ke pasar induk baik di Jakarta maupun Bandung.
“Selain mulainya masa panen tomat di sentra produksi sayur mayur seperti Garut, Sukabumi, dan Cianjur, turunnya harga tomat secara drastis juga merupakan dampak langsung diperpanjangnya PPKM."
"Rumah makan, restoran, belum buka secara normal tapi masih terbatas,” katanya.
Tidak hanya tomat, harga cabai di tingkat petani di sentara sayur-mayur Ciamis seperti di Sukamantri juga makin merosot.
Terutama terdampak diperpanjangnya PPKM.
Menurut Asep Halim, harga cabai merah keriting pada awal Agustus masih di kisaran Rp 12.000/kg.
Namun pada pekan kedua Agustus ini sudah turun ke angka Rp 8.000/kg.
Cabai besar TW turun dari Rp 10.000/kg jadi Rp 7.000/kg, cabai lokal tanjung turun dari Rp 25.000/kg jadi Rp 17.000/kg.
“Cabai rawit merah juga turun, dari Rp 22.000/kg jadi Rp 17.000/kg."
"Tidak hanya tomat, harga berbagai berbagai jenis cabai juga turun drastis,” ujar Asep Halim, yang juga Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI).
Kebun cabai dan tomat yang dikelola Asep Halim kini masih memasuki masa panen, yakni 0,5 hektare di Blok Sawah Kaler Kawali Mukti (Kawali) dan 2 hektare di Blok Joho Desa Cibeureum, Sukamantri, Ciamis. (*)