Cerita Evi di Sukabumi, Orangtua Bayi Kembar Siam Dua Jantung Satu Hati, Harap Segera Ada Pemisahan
Kelahiran bayi kembar siam dari Evi Susanti (25), istri dari Abdul Muslih (31) jadi buah bibir di kampungnya, di Desa Bojongraharja Kecamatan Cikembar
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Kelahiran kembar siam dari Evi Susanti (25), istri dari Abdul Muslih (31) jadi buah bibir di kampungnya, di Desa Bojongraharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi.
Pasalnya, banyak yang empati datang membantu untuk biaya pemisahan bayi kembar siam ini
Sang ibu, Evi Susanti (25), bercerita, sebelum mempunyai bayi kembar siam, kedua anaknya ini lahir caesar pada Senin 28 Juni 2021 di RSHS Bandung.
Saat mengandung ia tidak punya firasat akan memiliki dua bayi kembar, ia hanya merasakan ngidam ubi ungu.
"Ini anak 2 dan ke 3, sebelum di lakukan USG enggak ada firasat apa-apa atau ngidam yang aneh-aneh, cuman ngidam pengen banget ubi tanah yang warna ungu," kata Evi di rumahnya, Kamis (12/8/2021).
Ia baru mengatahui anaknya kembar siam saat dicek USG di usia kandungan lima bulan. Sampai akhirnya dijadwalkan oleh dokter waktu kelahirannya.
Baca juga: AKBP Dedy Darmawansyah Akpol 2002, Pekan Pertama Jadi Kapolres Sukabumi Jenguk Bayi Kembar Siam
"Setalah di USG lagi 5 bulan, dinyatakan memang benar kembar siam, setelah itu setiap bulan sekali kontrol ke sana (dokter), dijadwalkan lahir harus 37 minggu 4 hari tidak boleh kurang dan lebih," ucapnya.
Saat ini, ia mengatakan, kondisi kedua anaknya yang kembar siam sehat dan sering mendapatkan pemeriksaan dokter gratis dari RSUD Sekarwangi.
"Kondisi saat ini alhamdulillah sehat, cuman yang kedua pernapasan saja keganggu, tersendat lah, jadi mereka ini memiliki dua jantung satu hati. Ini ada pemeriksaan dokter sebulan sekali dari dokter anak RS Sekarwangi, bu dokter Eni, gratis, bahkan vitamin dan zat besipun sudah di bekali selama 9 bulan, untuk asinya pakai formula," terangnya.
Ia berharap kedua anaknya ini dapat segera dilakukan operasi pemisahan bayi kembar dan bisa hidup normal seperti anak pada umumnya.
"Saya berharap anak saya segera dilakukan operasi pemisahan, supaya bisa hidup normal seperti bayi-bayi lain dan semoga sebelum 9 bulan operasi pemisahan bisa dilakukan, saya tidak tega setiap hari melihat anak kondisinya seperti ini," kata Evi, mengeluarkan air mata.* (M Rizal Jalaludin)