Kisah Presiden Soekarno Minta Roti Buat Sarapan Pun Tak Diberi, Memilukan di Ujung Kepemimpinan

Di penghujung kepemimpinannya, ada cerita sedih Presiden Soekarno yang sempat kesulitan mendapatkan makanan untuk sarapan.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Hilda Rubiah
ist/dok.Sekretariat Negara RI via Tribunnews
Kisah sedih Presiden Soekarno atau Bung Karno di akhir kepemimpinannya. 

TRIBUNJABAR.ID - Ada kisah sedih di balik gagahnya Presiden Soekarno. Di akhir kepemimpinannya, ia sempat mengalami hal memilukan.

Sosok Bung Karno merupakan presiden pertama Republik Indonesia yang selalu dikenang.

Keberaniannya melawan penjajah dan membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 menjadi sejarah yang tak terlupakan.

Baca juga: Sisi Humor Bung Karno Saat Ditahan, Masuk Penjara Banceuy dan Pledooi-nya Guncang Dunia

Peristiwa tersebut menjadi bukti hari Kemerdekaan RI. Kini, sudah lebih dari 70 tahun peristiwa sejarah itu berlalu.

Bangsa Indonesia akan memperingati HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021.

Tidak ada salahnya, kita mengingat para pahlawan bangsa, termasuk kisah hidup Soekarno.

Mengenal lebih dalam tentang profil atau kiprahnya bisa jadi sudah banyak dibahas, tapi tahukah Anda bahwa Bung Karno memiliki kisah sedih di akhir kekuasaanya?

Ternyata semasa hidupnya, Bung Karno pernah mengalami nasib yang tidak menyenangkan.

Di penghujung kepemimpinannya, ada cerita kecil tentang hidupnya yang sempat kesulitan mendapatkan makanan.

Dilansir Tribunjabar.id dari Intisari Online, pada suatu waktu di pagi hari ia sempat tidak mendapatkan makanan saat meminta sarapan.

Kisah sedih ini dimuat dalam buku "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno" yang ditulis Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F. Mukti.

Dalam buku terbitan Kompas pada 2014, diceritakan bahwa kala itu Presiden Soekarno sedang berada di Istana Merdeka.

Awalnya, Bung Karno menanyakan apakah ada roti untuk sarapan. Biasanya, sang presiden kerap menyantap roti bakar pada pagi hari.

Roti bakar adalah hidangan favorit Soekarno untuk sarapan.

Baca juga: Jejak Arsitektur Karya Presiden Soekarno di Bandung, Banyak yang Masih Berdiri Kokoh

Namun, pelayan justru menjawab makanan kesukaan Bung Karno tidak ada.

"Tidak ada roti," kata pelayan.

Kemudian, Soekarno pun menanyakan makanan lain.

Bung Karno
Bung Karno (Kolase Tribun Jabar)

"Kalau tidak ada roti, saya minta pisang," katanya.

Permintaannya ini masih tidak terpenuhi, buah pisang pun disebut tidak ada.

"Itu pun tidak ada," jawab pelayan.

Tidak berhenti di situ, Bung Karno yang keroncongan pun pada akhirnya meminta nasi dan kecap.

"Nasi dengan kecap saja saya mau," ujarnya.

Namun, lagi-lagi nasi kecap pun disebut tidak ada.

"Nasinya tidak ada," kata pelayan.

Tidak mendapatkan makanan di Istana Merdeka, Bung Karno pun akhirnya pergi ke luar istana.

Ia disebut berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan.

Kata-kata Bijak Bung Karno

Untuk membangkitkan semangat di momen HUT ke-76 RI ini, Anda bisa membagikan kutipan dari Sang Proklamator, Soekarno.

Kutipan ini dapat Anda bagikan ke orang-orang terdekat melalui aplikasi chat WhatsApp, atau melalui media sosial seperti Facebook hingga Twitter.

Jadi, meskipun momen 17 Agustus di tahun 2021 ini masih berada dalam situasi pandemi, kita tetap memperingatinya dengan cara berbagi kutipan ini.

Berikut adalah kata-kata atau kutipan pembangkit semangat dari Bung Hatta dan Bung Karno:

Kutipan Soekarno

1. "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."

2. "Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya".

3. "Nasionalisme tidak bisa berbunga jika tidak tumbuh di taman internasionalisme."

4. "Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya, jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali."

5. "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."

6. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya."

7. "Negara ini, Republik Indonesia bukan milik kelompok manapun, juga agama, atau kelompok etnis manapun, atau kelompok dengan adat dan tradisi apa pun, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke."

8. "Bunga mawar tidak pernah mempropagandakan harumnya, namun keharumannya dengan sendirinya menyebar melalui sekitarnya."

9. "Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian."

10. "Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam."

11. "Belajar tanpa berpikir itu tidakl ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya."

12. "Gantungkan cita-cita mu setinggi langit. Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."

13. "Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka."

14. "Tidak ada satu negara yang benar-benar hidup jika tidak ada seperti kuali yang mendidih dan terbakar, dan jika tidak ada benturan keyakinan di dalamnya."

15. "Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya."

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved