Kenang Sejarah Berdirinya Cirebon di 1 Muharam, Ini Bangunan Pertama yang Didirikan 1 Suro 1445 M

Begini sejarah berdirinya Cirebon, bangunan pertamanya masih eksis hingga kini bernama Bangsal Witana

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar / Ahmad Imam Baehaqi
Prosesi pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Selasa (10/8/2021) malam. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Sejarah berdirinya Cirebon tertuang dalam Kitab Purwaka Caruban Nagari yang ditulis oleh Wangsakerta pada 1669 Masehi.

Kutipan kitab itu dibacakan setahun sekali setiap 1 Muharam dalam tradisi Pembacaan Babad Cirebon. Tradisi tersebut digelar di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Kali ini, ritual pembacaan Babad Cirebon kembali dilaksanakan pada Selasa (10/8/2021) malam dan digelar terbatas.

Prosesi pembacaan Babad Cirebon diawali tawasul yang dipimpin Pangeran Kumisi atau pejabat berpangkat satu tingkat di bawah Patih Keraton Kanoman.

Dikisahkan, pada awal abad ke-15 Cirebon masih bagian dari Kerajaan Pakuan Pajajaran yang dikuasai oleh Prabu Siliwangi.

Baca juga: 652 TAHUN CIREBON, Wakil Gubernur Titip Inovasi – Kolaborasi – Imtak

Kala itu, di wilayah selatan pesisir Cirebon terdapat seorang pertapa bernama Ki Danusela bersama istrinya, Nyai Arum Sari dan anaknya, Ratna Riris.

Di kawasan yang kini disebut Kelurahan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, itu terdapat sesepuh yang bernama Ki Sarnawi.

Pada mulanya, wilayah tersebut masih sepi dan hanya ditinggali oleh beberapa penduduk, kemudian menjadi ramai.

Terutama ketika Pangeran Walangsungsang yang merupakan putra Prabu Siliwangi membabad Alas Kebon Pesisir bersama Ki Danusela.

Mereka menggunakan Golok Cabang pemberian dari pendeta Budha Parwa yang bernama Sanghyang Nago dari Gunung Siangkup.

Cirebon sebagai pedukuhan dibuka oleh Ki Danusela tepatnya pada Minggu Kliwon 1 Suro 1367 Saka/866 H/1445 M. 

Selanjutnya pemerintahan Pakuwuan dibangun di kawasan tersebut dan Ki Danusela diangkat sebagai sebagai Kuwu pertamanya bergelar Ki Gede Alang-Alang atas perintah Syaikh Datuk Kahfi. Karenanya, tradisi Pembacaan Babad Cirebon digelar setiap 1 muharam dan diperingati sebagai Hari Jadi Cirebon.

Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, mengatakan, titik nol babad alas yang dilakukan Pangeran Walangsungsang dan Ki Danusela ialah wilayah Witana.

Menurut dia, kini bangunan pertama saat pendirian pedukuhan itu hingga kini masih eksis dan menjadi Bangsal Witana yang berada di kompleks Keraton Kanoman.

"Witana merupakan gabungan dari dua kata, yakni Wi yang berarti pembuka dan Tana berarti tanah sehingga dapat diartikan sebagai Tanah Pembuka," ujar Ratu Raja Arimbi saat ditemui usai kegiatan.
 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved