Persib Bandung
Sosok Abah Sarji, Bobotoh Tertua Persib yang Meninggal di Usia 102 Tahun, Pernah Ditelepon Supardi
Ini sosok Abah Sarji bobotoh tertua Persib Bandung yang baru saja meninggal dunia. Ia meninggal di usia 102 tahun.
Kepada para penggawa Maung Bandung, Abah Sarji sempat membeberkan rahasianya berumur panjang sekaligus pesan untuk melakoni laga kedua babak semifinal Piala Menpora melawan PS Sleman, Senin 19 April 2021.
“Perbanyak doa dan pasrahkan saja kepada Tuhan,” katanya.
Kini, Abah Sarji tinggal sudah berpulang.
"Abah, meninggal tadi jam 10-an, sebelumnya Abah memang tidak bisa makan. Selama lebih satu minggu, Abah hanya mau minum saja," kata Ridwan yang juga cucu dari Abah Sarji saat ditemui di lokasi rumah duka, di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, Rabu (4/8/2021).
Irwan mengatakan sebelum mengembuskan napas terakhir, Abah Sarji sempat berkomunikasi dan makan agar - agar dulu.
Namun selang beberapa waktu berikutnya, detak jantung dan kondisi badan Abah Sarji terdiam.
"Iya, tadi sebelum meninggal. Abah makan agar-agar, saat itu ada Bapak saya dan saudara lainnya di dalam saung. Tidak lama dari waktu saat bersamaan tadi, Abah sudah tidak bernapas lagi, Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji'un," ujar Irwan lagi.
Irwan menceritakan, kondisi Abah Sarji sempat terpuruk hingga menutup usia.

Ini setelah Abah Sarji jatuh saat hendak duduk di pos ronda yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Ada lebih satu bulan, Abah jatuh saat mau duduk di pos ronda. Nah, dari sana Abah sudah tidak nafsu makan seperti biasa. Hanya dua sendok bubur ayam dan banyak minum air putih saja," ucapnya.
Setelah musibah jatuh tersebut, Irwan mengaku mendapat giliran untuk menemani Abah Sarji, terutama pada malam hari.
Pasalnya, Abah Sarji diketahui sudah tidak tidur malam seperti pada umumnya.
"Sejak Abah memilih tinggal di saung dekat pemakaman, Abah tidak tidur malam seperti dulu. Jadi, pas Abah mengalami kesakitan dari jatuh itu, saya dan Bapak kena giliran jaga malam untuk menemani Abah," ujarnya.
Pantauan di lokasi rumah duka, sejumlah warga terus berdatangan untuk takjiah.
Terlebih diketahui semasa hidupnya Abah Sarji merupakan sosok warga yang baik kepada sesama dan di lingkungan masyarakat sekitar.