Persib Bandung
Kiper Persib Bandung Deden Natshir Berkisah soal Orang-orang yang Berjasa dalam Kariernya
Kesuksesan kiper Persib Bandung Muhammad Natshir, atau yang akrab disapa Deden, tidak lepas dari jasa orang-orang di sekelilingnya.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kesuksesan kiper Persib Bandung Muhammad Natshir, atau yang akrab disapa Deden, tidak lepas dari jasa orang-orang di sekelilingnya.
Selain keluarga yang selalu memberikan dukungan, pelatih di klub profesional pertamanya, Pelita Jaya, pun berandil besar atas keberhasilan Deden.
"Karena saya masuk profesional di Pelita saya kira banyak dorongan dari pelatih pelatih di Pelita waktu itu untuk saya masuk ke tim profesional," ujar Deden di Youtube Persib.
Jebolan Diklat Persib ini masuk ke Pelita Jaya U-21 pada tahun 2008.
Baca juga: Pelatih Persib Bandung: Pemain Sering Bingung Terapkan Taktik dan Strategi Sepak Bola Modern
Lalu dia pun kerap kali diberi kesempatan untuk berlatih dan bermain bersama Pelita Jaya senior.
Selama di Pelita Jaya, Deden mengaku jasa Gatot Prasetyo sebagai pelatih kiper, Djadjang Nurdjaman pelatih di Pelita U-21, hingga Rahmad Darmawam di Pelita Jaya senior sangat besar.
"Sebenarnya kalau berjasa hampir semua yang pernah melatih Deden di SSB UNI ataupun di mana itu yang berjasa," katanya.
Di samping itu, Deden mengatakan momen terburuknya ketika mengalami patah tulang kering di musim 2018 tidak akan pernah dilupakan.
Dia mengungkapkan, momen itu sangat berat bagi karier dan kehidupan pribadinya karena tak bisa bermain sepak bola selama lebih dari setahun.

Beruntung, dukungan dari orang-orang terdekatnya mampu membangkitkan mental sehingga bisa kembali bermain sepak bola kembali.
"Banyak lah banyak proses dari mulai fisioterapi mental naik turun apalagi saya cukup lama cedera lumayan serius parah juga."
"Waktu itu saya pintar-pintar cari motivasi untuk selalu semangat terus."
"Karena memang manusiawi kadang kita mental di atas kadang di bawah."
"Alhamdulilah ada dorongan dari teman-teman anak istri untuk selalu menjaga motivasi," katanya.
Di sisi lain, PPKM yang sudah berlangsung selama kurang lebih 1 bulan membuat para pemain Persib Bandung hanya bisa berlatih di rumah.
Deden mengaku kondisinya tetap terjaga kendati latihan hanya dilakukan mandiri di rumah.
"Sekarang alhamdulillah kondisinya 100 persen fit. Tapi karena PPKM ini kami tidak bisa latihan. Jadi latihannya di rumah saja," ujar Deden di Youtube Persib.
Baca juga: Ajat Sudrajat, Pemain Persib Paling Flamboyan, Pilih Keluar dan Gabung di Bandung Raya Gara-gara Ini
Jebolan Diklat Persib itu menambahkan, pelatih kiper Luizinho Passos memberikan materi latihan menangkap bola.
Selain menjaga kondisi fisik agar tetap bugar, latihan menangkap bola penting dilakukan untuk melatih refleks dan ball feeling.
"Paling ada tambahannya, tangkap bola biar tidak terlalu kaku kalau mulai lagi latihan," ucapnya.
Di samping itu, mantan kiper Pelita Jaya dan Arema FC ini lebih banyak menghabiskan waktu luangnya selama PPKM di rumah.
"Paling banyak kumpul keluarga."

"Selain latihan lebih banyak di rumah sesekali main ke rumah orang tua karena deket juga. Sesepedahan," ucapnya.
Sebagai warga asli Bandung dan Jawa Barat, Deden tentu memiliki cita-cita untuk bermain di Persib Bandung ketika masih kecil.
Namun, Deden tidak pernah menyangka bahwa kesempatannya untuk bisa berbaju Persib datang dengan cepat.
Deden memulai karier profesionalnya di Pelita Jaya Karawang.
Kemudian ia sempat bermain di Arema FC pada musim 2012 hingga akhirnya bergabung dengan Persib pada 2013.
Baca juga: Djanur, si Pria Majalengka, Sosok Tersukses Selama berkarir di Persib Bandung
"Dulu kalau pengen ada. Tapi kalau secepat waktu kemarin itu enggak karena dulu itu terus terang sangat susah main ke Persib," ujar Deden Natshir di Youtube Persib.
Deden mengungkapkan, ketika bermain untuk Pelita Jaya dan Arema, fokus dan tujuannya adalah mendapatkan ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin.
Jadi, ketika Deden sudah benar-benar siap secara fisik dan mental, barulah berpikir untuk bisa membela klub tanah kelahirannya, Persib.
"Jadi istilahnya harus langsung siap main."
"Harus siap mental juga. Karena Persib tim besar."
"Waktu itu masih 19 tahun," katanya.
Dia menambahkan, Persib merupakan tim besar yang memiliki ambisi dan target untuk menjadi juara di setiap musimnya.
Oleh karena itu, mimpinya untuk bisa bermain di Persib sempat dipendam sampai benar-benar siap.
"Kalau tebersit dari kecil, pengenlah main di Persib."
"Tapi enggak harus waktu itu. Karena waktu itu susah dan saya perlu jam terbang."
"Saya putuskan untuk main di luar dulu."
"Alhamdulilah akhirnya bisa di Persib," ucapnya.
Sebelum datang Deden Natshir sejumlah kiper datang dan pergi di Persib Bandung.
Ada Markus Horison dan Jendri Pitoy yang berlabel kiper tim nasional.
Namun mereka hanya bertahan satu musim.
Belum lagi kiper senior Cecep Supriatna atau Si Gegep.
Ketika Deden datang ke Persib Bandung, sudah ada I Made Wirawan di posisi kiper.
Lalu ada juga Shahar Ginanjar.
Hingga kini, Deden dan I Made Wirawan bertahan di Persib Bandung.