Persib Bandung
Ajat Sudrajat, Pemain Persib Paling Flamboyan, Pilih Keluar dan Gabung di Bandung Raya Gara-gara Ini
Mantan pemain Persib Bandung Adjat Sudrajat pada tahun 1991 akhirnya memutuskan keluar dari Persib dan bergabug dengan Bandung Raya
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lahir di Bandung, 5 Juli 1962. Ajat menjadi sosok yang sangat dihormati para bobotoh, bahkan hingga saat ini. Bersamanya, Persib menjadi juara Perserikatan.
Ia juga membawa Tim Nasional Indonesia menjuarai Piala Sultan Hassanal Bolkiah di Brunei Darusalam.
Ditemui di Stadion Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, beberapa waktu lalu, Ajat bercerita tentang saat pertama ia bergabung di Persib. Itu tahun 1979.
Ajat masih remaja, masih berusia 17 tahunan, dan hanya berbekal pengetahuan bola dari Sekolah Sepak Bola (SSB) SSB Saswco di Bandung.

“Tahun 1979 itu Persib dalam keadaan hampir degradasi. Berbekal semangat membara demi kecintaan kepada klub kesayangan warga Bandung ini, kami berjuang untuk mengangkat nama Persib ke persepakbolaan Tanah Air,” kata Ajat.
Perjuangan Persib hingga menjadi tim yang sangat disegani di Tanah Air, cerita Ajat, adalah perjalanan yang panjang. Tak jarang, ia dan pemain Persib yang lain, ketika itu, bertanding dari kampung ke kampung.
“Waktu masih di divisi bawah itu kan Persib tidak jarang bertanding dari kampung ke kampung. Hingga sampai tahun 1980-1981-an Persib akhirnya bisa bermain di divisi satu,” ujarnya.
Ajat boleh berbangga karena menjadi salah seorang punggawa Persib yang membawa tim ini menjuarai berbagai kompetisi bergengsi pada tahun 1980-1990-an.
“Saya sangat bangga bisa bermain dengan Persib dan membawa Persib juara pada tahun 1980-1990-an, baik di tingkat nasional maupun internasional. Di antaranya membawa Persib juara di Perserikatan pada tahun 1986 dan 1989-1990," ujarnya.

Pada masanya, Ajat dikenal sebagai penyerang yang tajam.
Pada tahun 1983 ia menjadi top scorer dengan koleksi delapan gol. Pada tahun 1985, pemain yang mendapat julukan "Arab" itu mengoleksi 16 gol, yang sebagian besar tercipta leat sundulannya.
Ajat mengaku, saat awal bergabung, posisi sebenarnya adalah pemain sayap.
Namun pada tahun 1980, Persib, yang kala itu dilatih oleh pelatih asal Polandia Marek Janota melihat potensi Ajat untuk menjadi pemain nomor 10, sebagai second striker.
Ajat yang merasa dirinya tidak memiliki postur tubuh tinggi, pada mulanya menolak keputusan pelatih.
Namun, seiring waktu, keputusan Marek ternyata terbukti tepat.