Mewahnya Pusat Isolasi di Asrama Haji Indramayu, Bangunan Bergaya Eropa Hingga Fasilitas Mirip Hotel
Fasilitas mewah seperti hotel disiapkan Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk tempat isolasi pasien Covid-19. Salah satunya di Asrama Haji Indramayu
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Fasilitas mewah seperti hotel disiapkan Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk tempat isolasi pasien Covid-19.
Salah satunya di Asrama Haji Indramayu di Jalan Olahraga, Indramayu.
Pada bangunan bergaya Eropa itu, nantinya akan dipusatkan sebagai tempat isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala.
Bupati Indramayu, Nina Agustina mengatakan, di Asrama Haji Indramayu ini juga akan disiapkan tenaga kesehatan yang bakal memantau kondisi para pasien.
"Ada 50 unit bed occupancy ratio (BOR) atau tempat tidur perawatan pasien yang disiapkan di sini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat meninjau lokasi Asrama Haji Indramayu, Jumat (30/7/2021).

Pantauan di lokasi, kesan mewah tidak hanya tampak pada bangunan bergaya Eropa yang sekarang ini masih dalam proses pembangunan tersebut.
Kamar yang akan digunakan untuk pasien pun sudah seperti hotel.
Di dalamnya dilengkapi AC, tempat tidur modern, oksigen, dan lain sebagainya.
Kamar mandi yang berada di dalam kamar isolasi pun didesain mirip seperti kamar mandi yang umumnya ada di hotel-hotel.
Nina Agustina menyampaikan, bagi pasien Covid-19 yang tidak memungkinkan isolasi mandiri (Isoman) di rumah, bisa memanfaatkan fasilitas tersebut.

Kendati demikian, ia berharap pusat isolasi ini tidak sampai digunakan dan mata rantai pandemi Covid-19 bisa secepatnya diputus.
"Ini juga untuk mengantisipasi penuhnya BOR di rumah sakit, tapi kami alhamdulillah sekarang ini sudah landai," ujar Nina Agustina.
Nina Agustina juga menekankan agar masyarakat selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Jangan sampai, tren baik dengan mulai menurunnya kasus Covid-19 yang saat ini terjadi di Kabupaten Indramayu kembali mengalami lonjakan kasus.
"Sekarang kami berada di level 3, jangan sampai kita naik ke level 4 dan untuk itu prokes harus selalu ditingkatkan," kata Nina Agustina. (*)
