Perjalanan Panjang Eka Ramdani, Dari Ikon Persib Bandung Hingga Dicap Pengkhianat

Di pertengahan 2000-an, Eka Ramdani tengah jadi bintangnya Persib Bandung. Bahkan saat itu, banyak anak-anak Bandung yang bermimpi jadi seperti Eka

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Mega Nugraha
TRIBUN JABAR/DENI DENASWARA
LEPAS TENDANGAN : Pemain Persib Bandung Eka Ramdani (kanan) melepaskan tendangan saat menerima umpan bola saat mengikuti latihan di Stadion Sport Jabar Arcamanik, Bandung, Kamis (29/11). Pelatih membawa 18 pemain dalam menghadapi pertandingan Liga 1 Gojek 2018 lawan Persela Lamongan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG  - Di pertengahan tahun 2000-an, Eka Ramdani tengah jadi bintangnya Persib Bandung. Bahkan saat itu, banyak anak-anak Bandung yang bermimpi menjadi seperti Eka Ramdani ketika kelak tumbuh sebagai pesepakbola profesional.

Nama Eka Ramdani ketika itu begitu besar dan jadi ikon bagi Persib Bandung. Banyak bobotoh percaya bahwa Eka akan menyamai bahkan melebihi prestasi yang dimiliki oleh Yusuf Bachtiar. Gelandang Persib di era 80-90 an.

Sebelum mencapi kejayaan itu, perjalanan Eka bisa dibilang tidak mudah. Pemain kelahiran Purwakarta, 18 Juni 1984 itu harus lewati perjalanan berat dan berliku.

Eka mulai mengasah kemampuan sepak bola nya di Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung pada tahun 1997. Bagi Eka, keputusan itu sungguh berat karena harus jauh dari kedua orang tuanya yang tinggal di Purwakarta.

Baca juga: Kisah Sujana, Legenda Persib Bandung Berjuluk Sujagol dan Kenangan Indahnya Bobol Gawang Persija

Namun keputusan Eka pindah ke Bandung menjadi titik yang menentukan masa depannya. Di SSB UNI, Eka terus mendapat pelatihan hingga kemampuannya semakin terasah.

Di UNI, Eka menjadi pemain yang cukup menonjol kemampuannya. Hingga pada akhirnya, bakat Eka tercium oleh pelatih Timnas Indonesia U-16 yang sedang mempersiapkam tim menuju Pra Piala Asia.

Bakat Eka dalam mengolah si kulit bundar pun membuat Persib memberikan kesempatannya untuk magang di tim senior pada tahun 2001. Saat itu, Persib yang ditangani oleh pelatih Deny Syamsudin melihat Eka sebagai pemain yang menjanjikan.

Ketika Persib di tangani oleh pelatih asing untuk pertama kalinya pada musim 2003, nama Eka tercoret. Dia dicoret oleh pelatih asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski.

Persijatim yang saat itu berambisi untuk menyaingi saudara tuanya, Persija Jakarta, mencoba untuk mengumpulkan pemain-pemain muda potensial. Salah satunya adalah Eka Ramdani yang digadang-gadang menjadi playmaker Timnas Indonesia.

Keputusannya untuk hengkang ke Persijatim bisa dibilang cukup tepat. Di sana, dia menjadi pemain andalan di lini tengah hingga Persib tertarik merekrutnya kembali pada musim 2005.

Di titik itulah, Eka menjadi super star di Persib. Siapapun pelatih yang menangani Persib, nama Eka akan selalu ada di starting line up. Sejak tahun 2005 hingga 2011, Eka tampil sebanyak 135 kali dengan mencetak 25 gol.

Jika ditotal dengan musim 2002/2003, Eka bermain bersama Persib sebanyak 155 kali. Dia pun sempat memegang ban kapten selama beberapa musim karirnya di Persib.

Di medio 2005-2011 itu juga, Eka menjadi pemain Persib yang cukup sibuk membela Timnas Indonesia. Dia bahkan sempat menjadi kapten Timnas U-23 pada tahun 2007. Eka pun ambil bagian pada kejuaraan Piala Asia 2007 dan Piala AFF 2010.

Baca juga: Semakin Lengket di Persib, Nick Kuipers Sebut Ezra Walian Teman Lama Sejak di Belanda

Kehebatan Eka kala itu banyak menginspirasi para pemain muda hingga menjadikannya legenda. Pemain Persib generasi saat ini seperti Gian Zola, Dedi Kusnanadar, dan Abdul Aziz bahkan mengakui secara terbuka bahwa Eka merupakan sosok yang menginspirasi.

Setelah dianggap sebagai ikon dan legenda oleh publik sepak bola Bandung, Eka membuat keputusan mengejutkan di musim 2011/2012. 7 tahun membela Persib dan menjabat sebagai kapten tim, Eka memutuskan keluar.

Sebenarnya, Eka masuk skuat tim dalam rencana pelatih Persib kala itu, Drago Mamic. Bahkan nama Eka diumumkan pada saat acara launching tim di kantor PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Jalan Sulanjana No 17.

Namun, sosok Eka tak muncul dalam pengenalan tersebut sehingga memicu pertanyaan dari awak media maupun bobotoh. Publik sepak bola Bandung pun mulai berspekulasi bahwa Eka akan keluar dari Persib.

Hingga beberapa hari kemudian, Eka diumumkan telah resmi direkrut oleh Persisam Samarinda. Manajemen dan bobotoh benar-benar kecewa terhadap sikap Eka yang pergi tanpa berpamitan.

Dalam beberapa wawancara, keputusan Eka keluar dikarenakan kenyamanan. Eka tidak nyaman karena manajemen lebih memprioritaskan mendatangkan pemain baru ketimbang memperbaharui kontraknya.

Kejadian itu, membuat Eka benar-benar menjadi musuh bagi publik sepak bola Bandung. Bahkan toko baju yang dimilikinya dirusak oleh oknum bobotoh yang kecewa dengan keputusan Eka.

Saat Eka bertandang ke Bandung, cacian, sumpah serapah, hingga lemparan botol harus dirasakannya. Eka yang pernah menjadi ikon Persib selama bertahun-tahun berubah menjadi seorang pengkhianat. 

Bagi Eka, apa yang diterimanya itu sudah dipikirkan matang-matang. Dia pun tetap berkarir dengan beberapa tim seperti Pelita Bandung Raya (2012/2013), Semen Padang (2013/2016), Sriwijaya FC (2016/2017), dan Persela Lamongan (2017).

Bertahun-tahun menjadi musuh bobotoh membuat Eka seolah tak mungkin kembali ke Persib. Namun segala amarah itu akhirnya reda setelah Eka kembali ke Persib pada musim 2018.

Baca juga: Begini Tanggapan Legenda Persib Bandung Ini tentang Liga 1 2021 yang Kembali Diundur Hingga Agustus

Eka resmi kembali ke Persib yang saat itu ditangani oleh pelatih asal Argentina, Mario Gomez. Secara fisik, Eka sudah jauh menurun dibandingkan di era kejayaannya dulu.

Di musim itu, Eka hanya tampil 18 kali tanpa mencetak gol maupun asist. Musim itu juga menjadi tahun terakhir Eka berkarir di sepak bola profesional. Dia memutuskan pensiun karena ingin fokus terhadap kelurganya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved